Jumat, 12 Agustus 2016

MY DIARY 033 - Melawan Dunia Melawan Fakta Mengingkari Janji Jabatan

Namanya Gunawan, seorang kepala sipir di sini. Baru dua minggu aku bertugas di sini sudah terasa akrab dengan suasana di sini. Gara-gara tugas penyelidikanku yang dianggap gagal, aku dimutasikan untuk menjaga sebuah rutan di Jakarta Timur ini. “Gimana yu? Sudah terbiasakan?”, tanya Pak Gunawan. “Iya pak, di sini orangnya asik-asik”, jawabku sambil santai jaga di depan. Pak Gunawan pun duduk di sampingku sambil bercerita asyiknya di sini.
***
Hari itu rutan kami kedatangan seorang tahanan gadis belia, mungkin umur 18 sampai dengan 20 tahun begitu. Ini cerita Pak Gunawan yang mengatakan bahwa kejadian telah berlalu kira-kira beberapa tahun yang lalu. “Sayang kamu datang telat yu”, ejek Pak Gunawan.
***
Tahanan terpidana kasus narkoba itu merupakan seorang artis yang baru saja tenar namanya. Pak Gunawan tidak mau cerita mengenai nama artis itu, yang jelas gadis itu cantik, putih, manis dan masih muda. Entah Pak Gunawan sengaja memancingku atau apa, gara-gara kemarin sempat aku cerita kisah hubungan intimku dengan target penyelidikanku. “Cerita dong pak, mumpung sepi nih”, kacauku. Lalu beliau pun mulai dengan ceritanya.
***
Tiga malam sudah gadis itu menginap di rutan, gelagatnya tidak baik, ia terlihat tidak betah, entah dengan suasana rutan atau karena dia tidak sanggup hidup tanpa narkoba. Dia terlihat menyendiri, duduk jongkok di sudut ruangan sambil menangis, saat itu Pak Gunawan patroli jaga-jaga rutan, keliling-keliling memantau keadaan. Melihat Pak Gunawan lewat, gadis itu segera bangun dan merangkak cepat ke depan sel sambil berteriak, “Pak, tolong lepasin saya pak”. Pak Gunawan sedikit iba melihat gadis belia ini yang di usia begini sudah harus mendekam di penjara.
***
Mendengar cerita Pak Gunawan, aku masih teringat dengan Citra, gadis yang dulu menjadi target penyelidikanku, dia juga seorang pecandu narkoba, entah bagaimana kabarnya, karena aku sudah jarang balik ke kost jadi aku kurang tahu keadaannya, hanya saja terakhir kasus Citra sudah dilimpahkan kepada petugas lain yang katanya lebih profesional.
***
“Lalu apa yang Pak Gunawan perbuat?”, tanyaku penasaran karena untuk apa dia bercerita demikian. “Ya saya suruh dia tabah saja lah”, jawab Pak Gunawan kemudian melanjutkan ceritanya.
***
Pak Gunawan kemudian masuk ke ruangannya dan menyuruh salah satu penjaga membawa gadis tahanan itu menghadapnya. Gadis itu pun dibawa ke ruangannya, dan petugas disuruh tunggu diluar dan berjaga. “Pak tolong saya, bebaskan saya”, gadis itu memelas. “Bagaimana saya bisa bantu kamu?”, tanya Pak Gunawan. “Saya butuh ‘itu’ pak...” jawab gadis tersebut menandakan dia ingin sekali dengan narkoba, ketergantungannya sudah parah, sama halnya dengan Citra. Lalu Pak Gunawan pun mengeluarkan “sebungkus” dari laci mejanya. Gadis itu pun melihat dengan mata melotot seperti melihat sesuatu yang diidam-idamkan.
“Mau?”, tanya Pak Gunawan. Gadis itu pun mengangguk. “Tapi ada syaratnya...”, kata Pak Gunawan. “Apa?”, tanya gadis itu yang matanya memerah gara-gara tadi menangis. “Saya pengen lihat kamu telanjang”, permintaan Pak Gunawan yang ternyata ekstrim sekali. Seperti biasa saja, tanpa rasa keberatan, gadis itu lalu memploroti seluruh pakaian penjaranya hingga bugil tanpa satu helai benangpun.
***
“Tubuhnya seksi yu, kalau kamu ada di sana pasti ngiler lihatnya”, ejek Pak Gunawan ketika bercerita padaku. Tak terbayang bagiku bagaimana tubuh para artis yang sudah pasti sangat terawat. “Susunya itu loh yu, montok, putih dan putingnya masih sedikit merah muda”, lanjut Pak Gunawan membuat penisku sedikit mengeras gara-gara ceritanya. “Terus jembutnya juga jarang-jarang seperti baru tumbuh namun rapi”, kepalaku semakin berputar-putar membayangkan tubuh gadis itu yang kata Pak Gunawan sangat seksi. “Nah loh, pasti konak kan?”, ejek Pak Gunawan.
***
Tidak mau membiarkan ku penasaran, Pak Gunawan pun kembali melanjutkan ceritanya. “Aku tidak kasih langsung barang itu pada dia, masih ingin aku kerjai sebentar”, kata Pak Gunawan.
***
Gadis cantik itu kini bugil dihadapan Pak Gunawan, sedikit menutupi susu dan kemaluannya dengan tangannya. “Jangan malu-malu dong, coba buka dikit”, pinta Pak Gunawan. Gadis itu pun kemudian membuka tangannya, sehingga nampak jelas seluruh tubuhnya yang indah. “Ayo, kemari”, pinta Pak Gunawan agar gadis tersebut berjalan mendekatinya.
“Hmm, tubuhmu masih harum”, Pak Gunawan menciumi tubuh gadis itu. “Sini saya netek bentar”, kata Pak Gunawan kemudian menyedoti susu gadis itu. Susunya putih dan berukuran sedang, sangat menggairahkan. “Argh”, gadis itu menahan desahannya karena takut didengar petugas diluar sana. Kiri kanan disedoti oleh Pak Gunawan. Lalu tangan Pak Gunawan pun mulai menelusuri selangkangan gadis itu, jari-jarinya membelai jembut-jembut halusnya, dan hingga ketengah selangkangannya. Gadis itu tidak melawan, sepertinya ia lebih memilih narkoba daripada kehormatannya.
Jari telunjuk Pak Gunawan pun mulai menerobos lubang vagina gadis itu, sambil mengulum susunya, Pak Gunawanpun mengobok-ngobok vagina gadis itu terus menerus. Kejadian itu tidak berlangsung lama, karena Pak Gunawan takut petugas di luar sana curiga, apalagi penisnya sudah konak. “Jongkok dong, sepongkan sampai keluar”, pinta Pak Gunawan.
Gadis itu pun memulai tugasnya, layaknya seorang profesional, ia pun mulai menyepong penis Pak Gunawan yang ia keluarkan melalui resleting celana seragamnya. “Slep slep slep”, suara yang timbul akibat sepongan gadis itu. “Asyik banget seponganmu”, puji Pak Gunawan. Kepala gadis cantik itu maju mundur di selangkangan Pak Gunawan, hidung mancungnya pun sesekali mengenai bulu-bulu penis Pak Gunawan. Rambut gadis ini lurus hingga sedikit ke bawah bahu, sedikit pirang akibat sengaja diwarnai, Pak Guanwan suka membelai rambut gadis itu.
Sepertinya sudah mau keluar, Pak Gunawan meminta gadis itu membuka mulut lebar-lebar, sehingga Pak Gunawan bisa mengocok penisnya dengan tangan sendiri lalu menyemprotkannya ke dalam mulut gadis itu. “Ah, sedap sekali”, lalu gadis itu diminta membersihkan sisa-sisa sperma yang tadi baru disemprotkan Pak Gunawan.
Setelah semua selesai, gadis itu diperbolehkan balik ke selnya dengan membawa sebungkus barang haram ‘hadiah’ dari Pak Gunawan.
***
“Selama hampir tujuh bulan dia dikerjai saya di sini”, jelas Pak Gunawan. Saya sih kurang percaya dengan ceritanya Pak Gunawan, tapi tidak apalah buat hiburan saja untuk melepas waktu yang lama terasa dilewati.
Malam itu pun saya masuk ke toilet untuk beronani sambil membayangkan cerita Pak Gunawan. “Jangan banyak-banyak pakai sabun”, ejek Pak Gunawan ketika melihatku menuju arah toilet. Tapi yang aku bayangkan adalah seorang artis yang dulu memang pernah masuk ke rutan ini karena kasus narkoba, dan sama persis dengan cerita Pak Gunawan, gadis itu cantik, ditahan selama sekitar tujuh bulan. Cuma yang beda versinya, artis yang saya tahu itu telah hamil sebelum masuk penjara, kemudian melahirkan setelah keluar penjara, namun Pak Gunawan tidak cerita gadis itu sedang hamil, yah, mungkin orang yang berbeda. Namun imajinasi ku adalah tertuju ke artis itu untuk menyelesaikan nafsuku di toilet.

TAMAT

MY DIARY 033 - Melawan Dunia Melawan Fakta Mengingkari Janji Jabatan Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Evy Fredella

0 komentar:

Posting Komentar