Jumat, 24 Maret 2017

Mamaku Hamil - Akankah Mama Hamil? Part 1


Nia dan pak broto asyik mengulum bibir satu sama lain usai melampiaskan hasrat seksual mereka berdua. Bibir dan lidah keduanya terasa tak mau berpisah.

“Pak.... udah dong. Nia udah cape nih....” ucap nia dalam pelukan pak broto

“Tapi, bapak masih kepengen nia sayang” manja pak broto memeluk nia

“Yaudah tapi jangan sekarang yaa pak. Nia mau istirahat. Bapak, pengen nia sakit lagi?” tanya nia menatap mata pak broto

“Yaa enggak dong. Yasudah kalo mau kamu begitu” kecewa pak broto

“Maaf yaa pak.., tapi lain kali kita nanti main lagi kok” ucap nia dengan muka manis

“Iyaaa...” balas pak broto yang terlanjur kecewa

Pak broto lekas turun dari ranjang nia yang awut-awutan. Ia lekas mengenakan pakaian dan sarungnya yang tergeletak di lantai kembali. Setelah itu ia beranjak keluar kamar tanpa berpamitan ke nia terlebih dahulu. Mungkin ia kecewa karena wanita itu tak mau melayani nafsunya yang kembali bangkit. Ia melihat bayu yang masih tertidur ketika melangkah menuju pintu depan. Lantas, ia keluar dari tempat kos nia menuju rumahnya dengan langkah pelan.

Sementara bayu baru saja mengintip pak broto yang melintas di depannya.

“Aduh hampir saja ketahuan...” ucap anak itu yang sedang berbaring di lantai

Dia lalu mencoba mengecek sang mama di kamarnya. Sang mama sedang tertidur membelakanginya menggunakan selimut yang lusuh itu. Tampaknya sang mama tertidur tanpa mengenakan pakaian. Ia melihat punggung sang mama begitu bebas terpampang tak tertutupi sehelai benang pun, kecuali selimut yang menutupi separuh tubuh mamanya. Kemudian anak itu kembali berbaring di lantai depan.

“Aduhh.. kalo kebayang yang tadi mama lakuin jadi susah tidur” ucap bayu dengan penis kecilnya berdiri

Bayu memikirkan aktivitas yang dilakukan sang mama dan pak broto yang sempat dia intip. Hal itu membuat penis kecilnya berdiri tegak. Dia merasa tidak bisa tidur karena pikiran tersebut. Namun lama kelamaan anak itu akhirnya tertidur juga akibat malam yang semakin larut.

Keesokan paginya,

“De, de, bangun de... kamu gak sekolah?” ucap nia sambil menepuk bahu putranya.

“hoaaaaheeeeeemmm udah pagi yaaa maa?” tanya bayu dengan mata agak mengantuk

“Iyaaa.... kamu mandi gihh. Nanti terlambat loh” ucap nia mengelus rambut putranya

“Iyaaa deh maa...” ucap bayu bergegas bangun dari pembaringannya di lantai.

Anak itu lalu melihat penampilan sang mama ketika terbangun. Ia sedikit heran sejak kapan sang mama terbangun di pagi yang matahari saja belum begitu tampak. Mamanya sudah terlihat rapi mengenakan kaos merah berkerah dan celana pendek trainingnya yang berwarna hitam. Kemudian Anak itu lekas mengambil handuknya yang tergantung di kamar. Ia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Di dalam kamar mandi, ia terus terbayang apa yang dilihatnya semalam. Itu membuat penis kecilnya berdiri selama membersihkan diri di kamar mandi. Sementara dirinya juga begitu gelisah dengan keadaan alat vital kecilnya yang sedang tegak mengeras. Ia berusaha memikirkan cara agak alat kelaminya bisa layu kembali. Maka, dia mencoba melupakan secara perlahan yang dilihatnya semalam dengan mengingat hal lain, seperti masalah pelajarannya di sekolah. Alhasil, perlahan-lahan hal tersebut membuat penis kecil anak itu melemah.

Sementara nia sedang sibuk mempersiapkan dirinya untuk mengantar bayu ke sekolah. Di sisi lain, dia juga memikirkan tawaran pak arso untuk bekerja di perusahaannya. Ya, nia butuh pekerjaan untuk mencari nafkah untuk dirinya dan sang putra. Lagipula, ia tidak ingin merepotkan pak broto yang telah banyak membantunya. Masalah perceraian dengan suaminya, dia belum begitu memikirkan. Dia lebih memikirkan bagaimana kelanjutan kehidupannya bersama sang anak.

“de... de...! mandinya buruan! nanti kamu keburu telat loh” teriak nia mengingatkan

“Iyaa maa... ini aku udah selesai” sahut bayu berjalan ke kamarnya dengan handuk melilit tubuhnya.

Nia lantas langsung meminta putranya mengenakan pakaian seragam dan juga mempersiapkan segala sesuatunya yang hendak dibawa ke sekolah. Sementara wanita itu memakai celana panjang jinsnya. Kemudian ia bergegas keluar tempat kosnya lebih dulu. Ia ingin menikmati udara pagi pada saat kondisinya pulih kembali.

“De, mama tunggu di luar ya?” ucap nia kepada bayu yang sedang memasukkan buku-bukunya ke ransel

“Iyaa ma” jawab bayu sambil memilah-milah buku yang hendak dibawanya.

Di luar tempat kosnya, nia berolah raga ringan. Dia menggerakkan kedua tangan dan tubuhnya bersamaan ke kanan dan ke kiri. Tak lupa pula ia mengambil nafas sejenak seraya menghirup udara pagi yang masih cukup segar itu. Tak lama wanita itu memikirkan apa yang baru saja dilakukannya semalam. Ia merasa pak broto pantas untuk dijadikan suaminya. Laki-laki itu amat baik padanya setelah beberapa hal dia lewati. Di sisi lain, semalam nia juga sedang memerlukan akan kebutuhan rohaninya. Pak broto tak segan-segan memuaskan kebutuhan seksualnya semalam. Lagipula, ia rutin meminum pil kb sehingga tak khawatir pak broto menumpahkan sperma dalam rahimnya. Hanya saja, untuk saat ini ia tidak ingin terburu-buru menikah apalagi statusnya belum bercerai dari sang suami. Ia ingin fokus mencari pekerjaan terlebih dahulu.

“Ma, gak kepagian kita berangkatnya?” tanya bayu keluar tempat kosnya sambil menenteng sepatu

“Enggak kok de... nanti kita sarapan dulu aja di jalan yuk” ajak sang mama

“Hhheem terserah mama deh. Tapi jangan lama-lama yaa ma... Nanti bukannya kepagian, malah kesiangan aku berangkatnya” jawab bayu menatap mata mamanya

“Iya mama jamin dehh gak kesiangann” sahut nia dengan muka meyakinkan

Tiba-tiba ibu dan anak itu melihat pak broto yang masih mengenakan pakaian semalam dengan sarungnya melangkah menghampiri mereka berdua. Lelaki paruh baya itu lalu berdiri di samping nia sambil memperhatikan bayu mengenakan sepatunya

“Ohh lagi asyik ngobrol nih ceritanya” ucap pak broto kepada nia dan bayu

“Iyaa nih pak...” jawab nia tersenyum

Tiba-tiba laki-lakit itu meremas bokong nia

“Uhhh nia sayang kapan kita main lagi... bapak masih kepengen nih” bisik pak broto

“Isshhh bapak... ada bayu... Lagipula kan baru semalam. Intinya gak sekarang-sekarang juga kali pak” bisik nia pelan kepada pak broto

“Yuk ma kita berangkat” ucap bayu selesai mengenakan sepatunya

“Yuk dek kita berangkat” ucap nia menenteng tangan putranya

“Eh iyaa bayu, ini bapak punya uang buat jajan kamu di sekolah. Diterima yaa...” ucap pak broto memberi dua lembar uang seratus ribu rupiah

“Aduuh pak gak usah repot-repot” timpal nia

“Banyak banget ma uang jajanku” ucap bayu heran

“Udah gapapa... anggep aja itu untuk jajan bayu seminggu hehehe” ucap pak broto tersenyum kepada keduanya

“Terima kasih ya pak uang jajannya” ucap bayu mencium tangan pak broto

“Yasudah pak kita berangkat dulu yaa... terima kasih juga udah kasih bayu uang jajan” pamit nia kepada pak broto

“Yasudah kalian berdua hati-hati di jalan yaa....” ucap pak arso mengingatkan

Nia dan bayu lantas meninggalkan tempat kos mereka sekaligus pak broto yang baru saja memberi bayu uang jajan. Ibu dan anak itu berjalan bersamaan menuju ke arah jalan raya. Nia menenteng tangan sang putra yang membawa ransel yang cukup berat itu dengan erat.


####################

“Yah... nanti siang, bosku bakal telepon ayah. Soalnya, dia tertarik mau ngajak ayah untuk gabung ke bisnisnya” ucap haris kepada ayahnya

“Bisnis apa ris? Ayah bingung ditelepon pagi begini sudah ngomongin masalah bisnis” jawab ayah haris, pak paijo.

“Itu yaah.. bosku minta aku cariin petani jagung yang punya ladang sendiri. Dia mau ngajakin bisnis. Nah itu, Aku langsung ngajuin nama ayah” ucap haris menjelaskan dengan singkat

“Iya ris, ayah ngerti. Tapi bisnis apa?” tanya pak paijo

“Gak tahu yah. Nanti tanya bosku langsung aja. Dia kan nanti bakal telepon ayah” jawab haris kembali

“Yasudah deh kalau begitu. Eh iya ris, istri dan anak kamu bagaimana?” balas pak paijo

“Tut, tut, tut, tut” belum dijawaban pertanyaan sang ayah, telepon tiba-tiba dimatikan oleh haris

Ya, pagi itu haris yang sudah tampak rapi dengan setelan kemeja berwarna putih dan celana panjang bahannya berwarna abu-abu, sudah dalam perjalanan menuju kantornya. Di dalam mobilnya, ia menghubungi sang ayah terkait urusan bosnya, pak arso. Pak arso meminta haris mencarikan seorang petani jagung yang memiliki ladang sendiri. Lantas haris langsung mengajukan nama ayahnya yang kebetulan juga petani jagung yang memiliki ladang yang cukup luas. Setelah itu, haris tampak akan menghubungi seseorang lagi.

“Halo, pak arso?” ucap haris

“Iya ris, kenapa?” tanya pak arso

“Gini pak. Tadi saya sudah hubungin ayah saya. Nanti bapak telepon siang saja untuk urusan bisnis jagung itu” ucap haris menjelaskan kepada pak arso

“Oh bagus deh kalo begitu. siapa nama ayahmu ris?” tanya pak arso kembali

“Namanya paijo sukamto pak..” jawab haris singkat

“Oh yasudah terima kasih ya infonya ris” balas pak arso

“Iya pak sama-sama”

#########################

Di sisi lain, nia dan bayu sudah di dalam bajaj menuju tempat bayu sekolah.

“Ma, katanya kita mau sarapan dulu kok malah naik bajaj?” tanya bayu heran

“Kita sarapannya dekat sekolah kamu aja. Biar kamu gak terlambat. Lagipula, itu kan mau kamu juga de..” ucap nia kepada putranya.

“Heemmmm” bayu hanya menghela nafas

“Lagipula di dekat situ kan ada jualan nasi uduk. Kita bisa sarapan di sana” ucap nia kembali

“Terserah mama deh. Aku nurut aja” ucap bayu kembali kepada mamanya

Tak beberapa lama keduanya pun sampai di depan sekolah bayu. Tak lupa nia memberikan sejumlah uang kepada supir bajaj tersebut. Nia dan bayu lantas berjalan agak menjauh dari sekolah yang masih cukup lengang, namun sudah beberapa siswa mulai berdatangan sendirian, maupun bersama orang tuanya. Ibu dan anak itu sesuai rencana akan sarapan terlebih dahulu di tempat jualan nasi uduk dekat sekolah bayu. Letaknya tidak begitu jauh hanya beberapa meter dari sekolah anak itu. Setibanya di tempat sarapan, nia dan bayu melihat beberapa orang yang hendak pergi ke kantor juga sedang sarapan di tempat itu. Bayu lantas duduk terlebih dahulu, sedangkan sang mama sedang memesan. Setelah memesan barulah nia duduk bersama putranya.

“De, kamu setuju gak kalo mama kerja?” tanya nia kepada putranya

“Terus nanti yang nganter dan jemput aku siapa ma?” tanya bayu berbalik

“Kamu kan udah gede. Bukan anak kecil lagi dee.. masa dianter-jemput mulu” balas nia kepada putranya

“Terserah mama kalau masalah itu ma” ucap bayu singkat

“Oh” nia menghela nafasnya

Tak lama nasi uduk pesanan mereka tiba. Keduanya yang sedang mengobrol lantas menyantap sarapan mereka. Cukup lama mereka tak bercakap-cakap selagi asyik menikmati nasi uduk yang sedang keduanya makan. Tiba-tiba muncul seorang laki-laki...

“Eh bayu, lagi sarapan ya sama mamanya?” ucap laki-laki tersebut

“Eh iya..? eh? pak yono?” ucap bayu dengan muka panik menoleh ke laki-laki tersebut

“Siapa de?” bisik nia kepada putranya

“Ini guru matematikaku maa. Dia galak banget kalo di kelas” ucap bayu kepada mamanya

“Ohh begitu”

Karena dikenal sebagai guru galak, tidak ada percakapan di antara bayu dan gurunya, apalagi dengan orang tuanya. Nia merasa tidak kenal dengan guru matematika bayu. Wanita itu hanya mengenal wali kelas bayu. Sementara pak yono tidak berani memulai pembicaraan kembali apalagi reputasinya yang dikenal sebagai guru galak. Tak lama nia dan bayu selesai menyantap sarapan mereka. Nia terlebih dahulu membayar sebelum meninggalkan tempat itu dan tak lama,

“Pak kita duluan yaaa.....” ucap nia kepada pak yono yang menyantap sarapannya

“Iya bu..mari..” balas pak yono

Setelah itu bayu dan mamanya berjalan mendekati sekolah bayu. Ketika sudah di depan sekolah anak itu, nia lantas mencium kening anak itu.

“Belajar yang bener yaa de. Biar pinter...”ucap sang mama dengan tersenyum

“Iya maa” ucap bayu sambil mencium tangan mamanya

Bayu lantas meninggalkan sang mama seorang diri. Ia masuk ke sekolah sembari berjalan menuju ruang kelasnya dengan langkah tidak terburu-buru. Sementara nia berjalan meninggalkan sekolah sang anak. Ia tidak lekas buru-buru kembali ke tempat kosnya. Wanita malah sedang menghubungi seseorang.

“Halo ini pak arso?” ucap nia pelan

“Iyaa niaa sayang inii pak arsooo ada apa kamu telepon pagi ini? Jangan-jangan kamu kangen ya sama saya? Hehehe” jawab pak arso terkekeh-kekeh

“Heemmm pak. Saya jadi deh melamar di perusahaan bapak. Tapi kerjanya bagian apa yaa?” tanya nia penasaran

“ohh itu. Akhirnya kamu tertarik juga kan..hehehe. Kebetulan bagian sekretaris saya kosong apa kamu berminat?

“Heeem boleh deh pakk. Soalnya saya lagi butuh pekerjaan saat ini” ucap nia jujur

“Yasudah hari ini kamu boleh langsung datang ke kantor saya. Gak usah bawa lamaran segala. Kamu langsung keterima” ucap pak arso tegas

“Serius pak? masa secepat itu?” tanya nia tidak percaya.

“Yaiyalah langsung keterima. Kan aku bosnya hehehe” ucap pak arso tersenyum

Nia lantas menutup telepon. Wajahnya begitu sumringah ketika tahu ia kini sudah memiliki pekerjaan. Kemudian ia buru-buru menyetop bajaj yang melintas di depannya. Lekas ia kembali ke tempat kosnya dengan menggunakan bajaj tersebut.

Sesampai di tempat kosnya, nia lantas berganti pakaian. Tanpa mencopot pakaian dalamnya, ia ganti kaos berkerahnya dengan kemeja kantor berwarna biru muda miliknya yang sudah cukup lama tak terpakai. Alhasil, kemeja tersebut terlalu sempit buatnya sehingga cukup ketat ia kenakan. Lalu ia gunakan pula rok kantor yang juga cukup lama tak ia kenakan. Beruntung rok itu masih pas untuknya. Setelah berganti pakaian, nia kemudian mencari sepatu kantor miliknya yang ia bungkus dalam plastik sebelum meninggalkan kediaman lamanya. Sepatu itu pun berhasil ia temukan di bawah ranjangnya. Ia kenakan sepatu yang berhak tidak begitu tinggi itu. Kemudian lantas ia tinggalkan tempat kosnya dengan bermodalkan pakaian rapi dan dompetnya saja.

Ketika nia pergi dengan terburu-buru meninggalkan tempat kosnya, pak broto memandang dari jauh. Dia terheran-heran kemana wanita itu akan pergi dengan pakaian yang cukup rapi tersebut.

-----------------------------------------------------------------

Mamaku Hamil - Akankah Mama Hamil? Part 1 Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Evy Fredella

0 komentar:

Posting Komentar