Jumat, 24 Maret 2017

Mamaku Hamil - Ini Harus Segera Diakhiri Part 4


Sepasang ibu dan anak sedang tergeletak berbaring di atas kasur tanpa mengenakan sehelai benang pun. Keduanya tampak lelah dan letih usai bersetubuh, menuntaskan hasrat dan birahi satu sama lain. Nia, si ibu, sedang mengatur pola nafasnya yang terengah-engah setelah melepaskan orgasmenya. Pinggul yang tadinya kaku kini terasa enteng. Dari liang peranakan miliknya mengalir cairan kemaluan yang bercampur dengan sperma si anak yang bernama bayu. Cairan itu tumpah membasahi selangkangan nia dan jatuh mengotori sprei yang sebenarnya baru ia ganti usai bersetubuh dengan suaminya semalam. Akan tetapi, wanita itu tidak terlalu mempedulikannya. Ia sudah terlalu lelah memikirkan hal tersebut. 

Sementara bayu yang tak berpakaian itu terlihat lunglai usai mencapai klimaksnya sebagai seorang anak lelaki. Penis yang tadinya tegak dan keras sekarang layu dan lemas. Pikirannya mengawang-ngawang terbawa kantuk. Matanya demikian pula ingin mengatup. Ia coba lihat sejenak mamanya yang juga sedang kelelahan di sebelahnya. Tampak tubuh sang mama berkeringat membasahi jenjang leher hingga belahan 'gunung kembar'. 

Ketika keduanya melepas lelah, ponsel Nia mendadak berdering dan bergetar di atas lemari pakaian yang terletak tidak jauh dari ranjang, tempat baru saja ia bersetubuh dengan bayu, putranya.

"kringggg....brmmmmmm", bunyi 'jadul' dan getaran yang merambat di atas lemari pakaian yang ada di kamar nia.

"Huh, huh, huh,.. De, tolong ambilin hp mama dong di atas lemari sana", ucap nia yang masih lunglai berusaha menunjuki dimana ponselnya kepada sang putra.

"enggak ah ma, bayu cape banget nih", jawab bayu.

"ishh, kamu kok gitu sih de. Hemm yaudah kalo gitu, mama sendiri aja deh yang ngambil", gerutu nia seraya beranjak dari kasur untuk mengambil ponsel.

Bayu tampak terpesona memandang tubuh sang mama yang dalam keadaan bugil berjalan mengambil ponsel. Bokong bulat dan kencang mamanya berganti bergoyang seiring berjalan. Dari paha putih mamanya, ia melihat cairan yang menjalar membasahi hingga ujung kaki. Tak hanya itu, bayu melihat bukit kembar mamanya menggantung dan berayun-ayun selagi bangun dari kasur dan berjalan menuju lemari pakaian. Dalam hati bayu, ia sungguh beruntung memiliki mama yang cantik dan juga seksi. Lebih beruntung lagi papanya, yang jelas-jelas memiliki dan mempersunting samg mama. Tidak heran, bayu berpikir bahwa begitu bodoh sang papa jika benar menceraikan sang mama kemarin hari, karena di luar sana sudah banyak lelaki yang pastinya siap menafkahi mamanya lahir dan batin. Hanya saja bayu bersyukur hal itu tidak terjadi.

Nia yang tidak sadar bahwa tubuh telanjangnya diamati sang putra, tampak serius memperhatikan nomor tak dikenal yang sedang menghubunginya. Sambil menggenggam ponsel, perasaan wanita itu diselimuti keraguan untuk menjawab. Terlebih, panggilan yang sudah sekali berakhir malah panggilan tersebut berulang-ulang menghubungi. Ia khawatir sekaligus trauma kalau yang menghubunginya tersebut seseorang seperti pak broto ataupun pak arso, para lelaki yang pernah bersetubuh dengan dirinya. Di lain hal, bayu tampak kebingungan mengapa mamanya tak juga mengangkat panggilan dari ponsel yang berulang kali terus berdering.

"Ma, kok teleponnya gak diangkat", tanya bayu heran.

"Ehmm, enggak apa-apa kok de hehe", senyum nia menenangkan sang putra.

"Enggak apa-apa apanya ma. Itu dari tadi hp mama bunyi terus, tapi kok malah dibiarin aja, gak diangkat-angkat?".

"Eemmm....", nia terdiam tak menyahut.

"Yaudah deh ma. Sini biar aku aja yang angkat teleponnya", kesal bayu berjalan menghampiri mamanya.

Dalam keadaan bugil, bayu beranjak dari kasur. Ia berjalan dengan penisnya yang sudah mengendur ke dekat sang mama. Tak lama, ia berusaha merampas ponsel mamanya yang terus berbunyi. Namun,

"Sini ma, bayu aja yang angkat", pinta bayu.

"Enggak usah deh, biar mama aja yang angkat..", tolak nia.

"Ishh mama, sinii bayu ajaa yang angkat...", paksa bayu.

"Enggak usahh de! Biar Mama aja!", sahut nia dengan tegas.

"Yaudah ma, makanya buruan diangkat!", kesal bayu dengan jawaban mamanya.

Tanpa pikir panjang, nia yang sebenarnya masih ragu untuk menjawab panggilan terus, mau tak mau harus menjawab.


Mamaku Hamil - Ini Harus Segera Diakhiri Part 4 Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Evy Fredella

0 komentar:

Posting Komentar