Rabu, 31 Mei 2017

Aku Dan Bibi


Perkenalkan terlebih dahulu, namaku Adi. Kini usiaku 25 tahun, dan di usiaku ini aku mendapatkan pengalaman yang entah aku harus senang atau sedih. Selamah hidupku, aku tak pernah melakukan hal-hal yang aneh, terutama dalam soal sex. Pengalaman seksualku hanya sebatas ciuman dengan pacar, saling raba, atau memainkan memek pacarku. Tak pernah lebih jauh dari itu, dan itupun cuma sesekali ketika ada kesempatan. Hal itu juga sudah sangat lama, itu terjadi ketika aku masih kuliah, dan sekarang aku sudah bekerja dan lalu berhenti melanjutkan kuliah strata dua.

Aku cukup dekat dengan pamanku, tidak Cuma karena pamanku adik ibuku, namun ia sangat baik padaku. Aku sering bermain di rumahnya, dan pamanku suka membelikanku makanan atau sepatu untukku. Istrinya, ia bibiku, juga sama baiknya padaku, aku juga cukup dekat dengannya pada akhirnya, ia suka memasakkanku makanan jika aku sedang dirumahnya. Kedekatanku dengan paman dan bibiku, seperti keluarga sewajarnya, aku tak pernah berfikir apapun. Mereka sayang padaku, aku juga sebaliknya. Namun, aku pernah melakukan kesalahan, tapi saat itu aku masih kelas satu SMP. Ketika mereka sedang tidak ada di rumah, anak perempuannya dititipkan padaku. Aku mengasuhnya, karena ketika itu anaknya masih berumur 5 tahun. Namun, saat itu kepenasaran remajaku sangat besar, ketika bermain dengan adik sepupuku ini, dengan penasaran aku mengilik-ngilik dan memainkan memek dia. Cuma penasaran saja bagaimana bentuknya, aku memelorotkan dan memegang-megang memek anak pamanku ini, dan setelah aku puas aku berhenti.

Setelah kejadian itu, aku sempat takut, anak pamanku ini bercerita pada ibu bapaknya. Aku sempat tak mau ke rumah pamanku, takut sekali. Untunglah hal itu tidak terjadi, paman dan bibiku bersikap biasa saja padaku. Tapi aku tak pernah mengulanginya lagi. Memainkan memek, hanya aku lakukan pada pacarku saat aku berkuliah, tak ada yang lain. Aku sempat berfikir untuk ngentotin pacarku, memasukkan kontolku ke memeknya. Aku yakin pacarku juga tak keberatan, tapi aku tak pernah lakukan. Aku menyayangi dia, nafsuku hanya sebatas berani memainkan, menciumi saja memek pacarku dan tak kulakukan lebih. Ya, sampai saat aku putus dengannya pun aku masih perjaka, dia masih perawan. Saat aku putus dengan dia, aku sedikit frustasi, sedih, namun bibiku lah yang menenangkanku, dia memelukku dan aku memeluknya, dan tak ada perasaan apapun meski wajahku tenggelam di payudaranya yang empuk.

Saat aku hampir menyelesaikan skripsiku, aku begitu terpukul. Pamanku, yang aku sayangi meninggal dunia. Aku begitu sedih dengan kepergiannya, karena dia juga mengasuhku dari kecil hingga besar. Bibiku, tak kurang sedih sepertiku, tapi ia adalah wanita tegar. Umurnya sudah lebih dari 35 tahun hampir kepala empat, wajah cantik bibiku ini untuk pertama kalinya kulihat begitu kalut, namun tetap tegar. Aku malah yang tak bisa menahan, menangis seharian. Akhirnya bibiku kini menjanda, namun masih berada di rumahnya yang dulu. Ia tak memutuskan untuk menikah lagi, namun berkomitmen untuk membesarkan anak-anaknya seorang diri. Akupun merasa bertanggung jawab atas anaknya, saat aku bekerja, gajiku aku sisihkan untuk memberi seperak dua perak untuk anak-anak pamanku. Hubunganku dengan bibiku yang menjanda, biasa saja, aku suka berkunjung dan tak ada yang lebih.

Tak lebih dari setahun setelah aku lulus, aku memutuskan untuk melanjutkan kuliah ke jenjang lebih tinggi. Aku diterima berkuliah di kota lain, ratusan kilometer dari kampung halamanku. Aku tinggal sendiri di kos-kosan murah dekat kampus. Kota ini memang kota pariwisata, jadi tidak terlalu sepi, dan banyak tempat berwisata. Aku cukup nyaman hidup dikota ini. Aku sering memajang foto-foto spot menarik di kota ini di Instagram. Sampai suatu malam, notifikasiku berbunyi. Di komentar IG-ku, bibiku berkomentar dan tertarik untuk berwisata ke tempatku. Aku membalas dengan ajakan datang ke kotaku, aku Cuma bercanda, tapi dianggap serius.

Paginya, BBM ku berisi banyak notifikasi chat dari bibiku. Intinya ia tertarik ke tempatku sambil refreshing katanya, karena ia bosan ingin jalan-jalan. Akhirnya aku memintanya untuk datang, aku tawarkan menginap dikosanku saja, toh aku berfikir ga ada masalah. Aku beritahukan bagaimana jalur untuk datang ke tempatku. Aku bertanya kabar, bertanya bagaimana anak-anak, dan ngalor ngidul sampai bibiku curhat tentang kehidupannya tanpa pamanku. Sembari bercanda, karena saking dekatnya, aku mulai memancing-mancing kehidupan seksualnya. Tak ada maksud apa-apa, hanya bercanda. Tapi bibiku menceritakan banyak: "hehe, ya bibi mah sekarang main sendiri aja atuh, da paman kan udah ga ada.." kata bibiku. "Haha..emang bisa sendiri gitu?," aku pura-pura bloon. "ya bisa lah, bibi kan superwomen," selorohnya. "Nikah lagi atuh bi, biar ada yang nemenin bobo, trus ga maen sendiri," jawabku. "ah, bibi nggak minat.. kadang bibi juga pengen sih, udah lama banget, tapi untuk nikah lagi, berat.." katanya.

Obrolan kami sedikit demi sedikit mulai agak vulgar, meskipun saling bercanda. "Lubang bibi mah, udah longgar tau, dan kering mereun karena ga dipake," jawabnya saat kubilang bibi pasti masih diminati laki-laki. Aku sempet terbelalak, kujawab "ya kan, tetep aja lobang mah enak dipake udah longgar juga.. tergantung ukuran," kataku sambil kuberi emotikon melet lidah. "hahha..huss ah,, kaya yang udah nyobain aja, kamu suka gitu yah? Awas dikasih tau mama loh," jawab dia. Aku langsung menyangkal dan jangan sampe mama tau, "Ih enggak pernah sumpah, punya perempuan kaya gimana pun aku gak tau," katanya. "Ah bohong, masa sih, mau lihat?" jawaban bibiku membuatku kaget, dan malah aku penasaran. "Boleh bi, liat atuh..hehe" aku menjawabnya sambil deg-degan dan takut, sempet nyesel juga. Chatku Cuma di read, semenit..dua menit, tak ada jawaban.. aku bukan kepalang takutnya. Aku lalu chat dia, minta maaf beberapa kali, dan bilang aku hanya bercanda. Aku sempet sangat menyesal, sampai akhirnya hp ku bergetar, dan saat kubuka jederr! Kulihat di hp ku, terpampang foto memek kiriman bibiku. OH MY GOD! Memeknya sudah sedikit menghitam, namun masih mulus kurasa, jembutnya agak lebat, dan belahannya kelihatan cukup basah. "Segitu aja yah, bibi susah motoinnya, simpen baik-baik, jangan dikasih liat orang memek bibi..hehe" chatnya padaku. Ohh..aku kaget campur senang bisa melihat memek bibiku ini. Ia cantik, masih montok, memeknya indah, meski sudah berumur, siapapun pasti naksir padanya. Aku beruntung jadi orang kedua yang bisa melihat memeknya.

"Memeknya bibi masih indah loh, pasti masih enak, ga akan ada yang nyesel nikah sm bibi," jawabku. DIa hanya chat ketawa, "Masa sih.. dasar ah.." katanya singkat. Aku tak menyangka bibiku bisa melakukan ini. "Duh, bi, adi bisa-bisa ga tidur nyenyak nih... hehe.." kataku bercanda. "Hhaa,,hayo mau ngapain sama memek bibi.. eh..foto memek, awas belepotan loh..hihi.." jawabannya membuatku kaget, dia seolah tau apa yang akan kulakukan. "Hehe..nggak lah bii.. :p" jawabku. "Halah, bohong, paling ntar malam liatin punya bibi sambill.... Ah udah yuk tidur.. kamu jangan lama-lama.." katanya. "sambil apa? Apa yang lama-lama?" tanyaku pura-pura. "Hahah.. udah.. yuk bobo, bibi mah ngantuk" jawab dia, dan chatku tak ia jawab lagi maupun read lagi. Aku hanya balas, "iyah bi, met bobo, makasih" tak lupa kutambahkan ikon nyengir.

Besok paginya, semua berjalan seperti biasa. Aku dan bibi, saling chat lagi dan ia biasa saja seolah percakapan tadi malam tak pernah ada. Akupun biasa saja, dan tidak berusaha memancing-mancing lagi. Kami hanya berbicara soal rencana dia untuk datang ke kotaku. Dia terlihat antusias, dan katanya anaknya pasti senang.

Sampai pada waktunya, aku dapat telpon bibiku menyuruhku menjemputnya di stasiun. Akupun segera pergi menjemputnya. Tak disangka, ternyata bibiku sendirian, anaknya tak jadi dibawa karena katanya sedang ada acara disekolahnya, anaknya yang menyarankan untuk pergi sendirian. Aku tak berfikir apapun, Cuma sayang anaknya tak ikut, karena akupun kangen juga pada sepupuku itu. Bibiku, terlihat cantik saat kutemui, meski terlihat agak lelah karena perjalanan, wajahnya masih sangat anggun. Baju gamis dan jilbabnya sederhana, cukup tertutup dan anggun juga cantik. Aku tak berfikir apapun, karena ia tertutup, dari dulu juga begitu, meskipun baru beberapa hari kemarin aku berhasil lihat memeknya secara tidak langsung dari foto hp. Aku langsung tawari dia apakah mau beristirahat dulu atau jalan-jalan. "Hayu ah jalan-jalan dulu, ntar udah puas jalan-jalan ke kosan, tapi bibi lapar mau makan dulu yah.." katanya padaku. Aku langsung mengiyakan pada janda cantik pamanku ini. Aku ajak dia berkeliling kota dan ke tempat-tempat wisata lainnya. Dia kelihatan cukup senang, baru setelah matahari terbenam, ia mengajakku pulang atau ke kosanku. Aku pacu sepeda motorku, menuju kekosanku.

Di kosan, aku langsung mempersilakan bibiku masuk. Aku perkenalkan pada temanku bibiku ini sebagai ibuku. Biar mereka tak curiga, karena bibiku mau menginap disini sendirian. Berdua denganku tentunya. Bibiku cukup akomodatif, dia juga memperkenalkan diri sebagai ibuku. Kamipun masuk ke kosan. Aku persilahkan untuk dia beristirahat, aku bilang nanti bibi tidur di Kasur, aku gak apa-apa di lantai, toh ada karpet juga. Kami ngobrol ngalor ngidul, tentang wisata seharian tadi, katanya cukup senang dan ia mengaku sudah lama tidak jalan-jalan. Jam 7 malam, akupun pamit ke bibiku untuk mandi. Selesai mandi, giliran bibiku langsung ikut mandi juga, jadi aku bisa ganti baju sendirian. Tak lama kemudian, bibiku keluar kamar mandi, lupa tak bawa handuk, bibiku malah pake gamisnya keluar kamar mandi, jilbabnya juga masih dipakai, tapi jadi basah tentunya. Aku yang lagi otak-atik leptop, melihat tertegun oh betapa cantiknya bibiku ini saat habis mandi, walaupun masih tertutup. Aku mengerti sebenarnya aku harus keluar, tapi belum juga aku berdiri, bibiku sudah menggangkat gamisnya dan membuka seluruh bajunya kecuali celana dalam. Dorrr! Pertamakalinya aku lihat bibiku telanjang! Ah, bodinya sangat mulus sekali! Putih bersih, terlihat sangat apik merawat diri. Cuma isi celananya saja yang tak aku lihat, karena masih dipakai, susunya berdiri menantang tak kelihatan bergelayut seperti wanita tua, sungguh masih kencang.

Ia cuek saja saat hampir telanjang dan mencari-cari baju ganti, ia malah mengajakku ngobrol "disini udaranya panas yah, padahal baru mandi, udah gerah lagi," ucapnya lempeng. Aku hanya melongo lihat bibiku telanjang dengan bebasnya di kamarku, dan ini berdua! "eeehh..eehh..ii..iiya bi,, disini panas..hehe.." jawabku terbata-bata sambil aku melempar muka mencoba untuk tidak melihat bibiku telanjang. Tapi sedikit-sedikit aku liat juga bagaimana dia mulai pakai bra nya yang baru, aku hanya melongo. "Kenapa melongo gitu? Haha.. liat aja gapapa, kan kemarin juga udah lihat..langsung daerah rahasianya lagi.." katanya mengejekku. Aku Cuma bisa nyengir, sambil menahan kontolku untuk tidak kelihatan menyembul. "Kenapa mau liat lagi yang kemarin? Nih! Hhihi.." ia memeperlihatkan memeknya padaku untuk kedua kali! Yampun aku langsung menelan ludah. Meskipun sangat cepat, dan bibiku menutup memeknya lagi dengan celana, cukup membuatku hampir pingsan. Bibi cantik, seksi, montok, memperlihatkan memeknya langsung padaku. OH MY GOD!

Sambil terus berbicara padaku, akhirnya dia selesai berpakaian lengkap, lengkap dengan jilbab simpelnya, yang langsung dimasukan ke kepala. Aku hanya diam berdebar-debar berpura-pura memainkan laptopku. Kontolku bukan main berontaknya. Tapi aku menahan diri untuk tidak melakukan apapun. Bibiku ini pandai mencairkan suasana. Dia mengajakku ngobrol seolah tak terjadi apa-apa, dan akupun jadi ikutan cair, dan ikut tertawa dengan candaannya. Aku malah jadi lupa apa yang terjadi tadi. Setelah puas ngobrol-ngobrol, bibiku berbaring di Kasur. Aku membelakanginya dan memainkan laptopku. Suasana jadi hening, aku menoleh, ah bibiku sudah tidur sepertinya, aku lihat wajahnya begitu ceria, mulus putih dan sangat cantik. Aku berusaha menahan diri. AKhirnya, aku putuskan untuk ikut tidur juga.

Aku berbaring, dengan kepalaku berbantalkan pinggir Kasur yang ditiduri bibiku. Kasurku memang menghampar dilantai, tidak pakai ranjang. Aku tiduran, dan kepalaku di dekat lutut bibiku. Aku sungguh deg-degan, pikiranku berkecamuk, aku sungguh nafsu, tapi takut ketika ingat ini bibiku. Setelah banyak pertimbangan, otak kotorku mendominasi. Aku fikir, bibiku juga sudah tidur dari tadi, aku juga Cuma ingin meraba saja. Dengan tak mengubah posisiku, perlahan, tanganku aku arahkan keatas kepalaku, menuju selangkangan bibiku yang tidur menyamping. Aku sudah fikirkan, aku dengan posisi ini biar aku bisa pura-pura Cuma gerakan tidur saja kalau bibiku bangun. Perlahan aku pertama mulai mendaratkan tanganku diarea memeknya. Tak ada reaksi. Aku mulai mencoba meraba memeknya dari luar gamisnya. Sedikit sedikit aku elus, meski terhalang gamis dan celana dalamnya aku cukup merasakan empuknya memek bibiku. Bibiku tak bereaksi, dan sepertinya sudah lelap. Aku mulai berani, menekan-nekan memek bibiku, mengelus, memegang. Ah sungguh aku tak tahan! Tangan kiriku aku masukkan ke celana pendekku, aku mulai mengocok tititku perlahan, seiring rabaan tangan kananku di memek bibi.

Tak berapa lama, aku kaget.. aku merasakan gamisnya naik keatas. Tanganku langsung diam, aku tak melakukan gerakan apapun. Aku sangat deg-degan takut sesuatu yang buruk terjadi. Tapi tak lama kemudian, tangan lembut bibi memegang tanganku, dan lalu mengarahkan tanganku ke memeknya yang kini hanya terhalang celana! Ohhh aku kaget! Aku lihat keatas, mata bibiku masih terpejam, sedikit senyum tersungging dan kulihat gamisnya sudah naik sampai pinggang. Namun tangannya aktif menekan tanganku di belahannya yang tertutup CD! Aku rasa ini lampu hijau untuku, ahh, aku tanggung nafsu! Aku mulai lebih aktif mengelus dan meraba memek bibi. Kini aku tak lagi tidur terlentang. Aku duduk dan memainkan memek bibiku meski CD nya belum dibuka. Memek bibiku sudah lembab, aku sangat antusias meraba dan mengelus memek bibi. Sesekali aku menekan memek bibi. Wajah bibi Cuma kelihatan meringis saat aku mengorek belahan memek bibi yang terhalang celana. Mata bibi cantikku ini masih terpejam.

Beberapa menit kemudian, bibiku melepas tanganku, lalu dia bergerak mengangkat pinggulnya dan melepaskan celana dalamnya. Matanya masih terpejam, dengan cepat dia membuka dan melempar celana dalamnya, dan membuka pahanya lebar. Ahh, betapa seksinya bibiku ini, memeknya, dengan jembut sedikit lebat, sungguh indah. Pahanya mulus, putih, kontras dengan area memeknya yang sedikit hitam karena bulu. Gamisnya hanya terbuka, hingga pinggang. Jilbabnya juga masih ia pakai, Cuma dari pusar kebawah saja sudah polos telanjang. Matanya masih terpejam, tak terbuka, Cuma bibirnya saja sedikit kelihatan tersenyum. Ah, berarti ini tidak apa-apa. Aku mulai nakal memainkan memeknya. Aku elus-elus, aku buka belahan memeknya. Aku elus itilnya yang memerah dan menonjol. Kulihat bibibiku mengigit bibir saat aku memainkan itilnya, meskipun matanya masih tetap terpejam. Aku beranikan untuk mengorek liang memeknya. Aku colok memeknya dengan jariku perlahan, "aaahh..." bibiku Cuma mendesah sambil terpejam. Aku mengorek-ngorek memek bibiku yang ternyata masih sempit dan sudah licin. "mmmmmhhhhhh..aaahhhh..shhhh.." bibiku Cuma mendesah keenakan.

Aku sudah tak tahan lagi. Tapi takut juga untuk ngentoti bibiku, meskipun ia sudah ngangkang didepanku, aku hanya ngorek memeknya saja. Bibiku Cuma mendesah menikmatinya. Namun tak lama kemudian. Tanganku ditarik bibiku, hingga aku menindihnya. Ia bergerak hingga posisi kontolku pas diatas memeknya. Masih juga ia terpejam. Ia memelukku. Aku tak bereaksi apapun, Cuma melihat wajahnya saja, meski kontolku udah ngaceng diatas memeknya dan terhalang celana pendekku saja. Lalu, ketika sudah memelukku, karena aku tak ada reaksi, kedua tangannya lalu menuju diatas pantatku. Ia menekan-nekan pantatku berisyarat untuk menyetubuhinya sekarang. Ahhh... aku lalu berbisik, "Bibi pengen di ewe (entot)?" bisikku diatas tubuhnya. Bibi Cuma mengangguk perlahan, dan tak juga membuka matanya. "Bibi nggak apa-apa, memek bibi aku ewe?" bisikku lagi meyakinkan. Ia hanya menggeleng-geleng lemah sambil terpejam. Ahh! Ini sudah disetujui berarti. Aku lalu melepaskan pelukannya, kulihat wajah bibiku tersenyum tanpa kata. Aku segera membuka baju dan celanaku, aku telanjang bulat. Kini aku berada di posisi ditengah-tengah selangkangannya, dengan kontolku yang sudah ngaceng dari tadi.

Aku lalu mencoba membuka gamis bibiku keatas, bibiku mencegah tanganku, dan menggelengkan kepala. Kukira dia hanya boleh menikmati memeknya saja. Tangannya lalu melepas tanganku yang hendak membuka gamisnya. Tangannya meraih kontolku, dan berusaha menarik menuju memeknya yang sekarang sudah mengkilat basah. Aku langsung bersiap menikmati memek bibiku, akal sehatku sudah sirna, pokoknya aku hanya ingin menikmati memek bibiku yang juga sudah sukarela diberikan padaku. Aku mulai mendorong pantatku, meleset! Maklum baru pertama aku ngentot. Tangan bibi lalu membimbing kontolku masuk ke memeknya, dan blesshh..."Ahhh!" aku mendesah saat akhirnya kontolku masuk ke liang memek bibiku. Bibiku juga melenguh, "uuunnggghhh..." wajahnya seperti meringis menikmati tusukan kontolku di memeknya yang sudah lama tak dipakai. Lalu, wajahnya sambil masih terpejam terlihat tersenyum saat akhirnya semua kontolku melesak penuh ke memeknya. Memek bibiku ini ternyata masih mencengkram, tak ada rasa longgar, sedikit seret, namun lumayan licin. Kontolku serasa dijepit daging halus nan basah.

Tangan bibiku ia lingkarkan di leherku. Aku lalu memulai menikmati memek bibiku dengan genjotan pelan. "aahh..sshh ahhh...sshhh..mmhhh..." desahku dengan balasan "uuh..uuhhgghh,,mmhhh,,uuhh,,," dari bibiku. Bibiku terlihat menikmatinya. "Ahh,,, sshh ahhhhhh,,,mmhh aahhh..ooohh.." bibiku mendesah mulai sedikit keras. Aku sangat menikmati rasa dan pemandangan ini, bibiku yang cantik sedang aku entoti sambil masih berjilbab dan mata terpejam, uuhh betapa nikmatnya. Memeknya pun tanpa cela, sangat nikmat nyaman di kontolku. Muka bibiku meringis pasrah aku nikmati. Sesekali ia mengelus wajahku saat aku sedang menggenjotinya. Ahhh..pengalaman pertama yang sangat nikmat, memek bibiku sendiri yang seksi ini. Aku sungguh nafsu menikmati memeknya, aku coba mencium bibirnya, bibiku membalas dan memagut bibirku dengan juga sangat bernafsu. "ahh..biii...memeknya enak biii..aahhhh shshhhh ahhhhhh..bii..sayang ama bibii... uuuhhh..ahh ahhhhh..." aku mendesah-desah ditelinganya yang tertutup jilbab. Tangan bibiku memeluk dan memegang pantatku yang sedang naik turun. Sesekali ia menggelinjang dan memutar-mutar pinggulnya. Memeknya sunggu jadi nikmat, aku semakin bersemangat menikmati memek bibi. "Ahhh uuuhhh,,,shhhh ahhhhhhhhhh..aah ah hahhhhhhhhh....." bibiku menggelinjang dan mendesah tertahan diakhiri dengan lenguhan panjang. "uuuhhhhh...sshh" ia menarik nafas, memeknya berkedut-kedut seperti meremas kontolku yang semangat semangatnya menggenjot. Aku percepat genjotannya, karena kurasa aku semakin tak tahan untuk memuntahkan sperma. Sebelumnya aku berbisik di telinga bibi, "Ahh..bi, keluarin di memek yah? Boleh yah? Ahh..." bibiku mengangguk kuat, tanda ia juga ingin spermaku muncrat di memeknya yang kehausan. "ahh aduh bibi aku keluar,,ahh ahhh aku keluar bii,,ahhhh sayaaaaannggg!" aku mendesah keras di telinganya. Ia pun juga mendesah lagi, "ahhhh,,ahhhhhh...haahhhhhhhh..uuuuuunnggggghhhh" dan crotttt..crooottt! begitu banyak spermaku muncrat di rahim bibiku.

Kami saling berpelukan. Aku lalu terkulai lemah disampingnya. Bibiku Cuma tersenyum disela nafasnya yang ngos-ngosan. Aku lalu mencium pipinya, dan berbisik "Bi, gimana kalau hamil? Adi crot di memeknya bibi.."kataku. Lalu dia untuk pertama kalinya, berbisik padaku : "Bibi udah steril, jadi aman..mmhh" lalu bibiku mencium keningku. Aku terkulai disampingnya. Merasakan sisa-sisa orgasme dan mencoba mencerna apa yang terjadi tadi. Tak lama, bibiku menarik kepalaku, dan mengeluarkan susunya, mengisyaratkan aku untuk nyusu. Akupun mengikuti keinginan bibiku, aku kenyot susunya dan kujilat-jilat putingnya. Tanganku juga dibimbing untuk ngorekkin memeknya yang sangat becek. Kamipun tertidur, dengan posisi bibirku di putingnya, tanganku di memeknya.

Jam 3 subuh, aku terbangun, aku nafsu liat bibiku terlentang telanjang. Aku tak membangunkan bibiku, aku menjilati memeknya. Dan aku ulangi kejadian semalam. Aku entoti memeknya lagi. Nikmat sekali, aku crot terus di memek bibi.

Siang aku terbangun, bibiku sudah menyiapkan makanan untukku. Aku masih telanjang. Selama aku bersamanya, aku terus menikmati tubuhnya. Kadang aku entot sambil berdiri, dengan menaikkan gamisnya saja sebelum berangkat wisata di hari kedua. Lalu aku iseng ngorek memeknya saat di tempat sepi. Dan Ketika balik ke kosan, bibiku mengajak untuk memasukkan kontolku ke memeknya lagi. Sampai akhirnya bibiku pulang, diakhiri dengan kecupan nikmat di bibirku. Kurasa ini permulaan, bibiku nantinya ketagihan. Dan benar saja, setelah kejadian itu kami sering saling mengirim gambar, aku suka minta dia mengirim gambar memeknya seperti ini:

------------

Tags :

Bokep, Cerita panas, cerita becek, hot, cewek seksi, hubungan sedarah, seks ibu, ngentot ibu, ngentot nyokap, pemerkosaan, video bokep, bokep jepang, bokep barat, memek, memek gatel, janda, pin bbm cewe cantik, pin bbm janda, ngentot gratis, ngentot amoy, ngentot cewe cina, ngentot IGO, ngentot jilboobs, semprot, crot, forum semprot, porno, porno indonesia, video ngewe, evycerpas, evy mature,

Aku Dan Bibi Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Evy Fredella

0 komentar:

Posting Komentar