Rabu, 17 Mei 2017

The Fallen Princess Kejamnya Dunia


Putri
“Class..let me introduce your new
friend..Putri..Putri, introduce yourself to your
friends..”.
“nama saya Putri..”.
“no..no..Putri..you must introduce yourself in
English..ok?”.
“ok ma’am..hi..”.
“hi..”, jawab lain serentak.
“my name is Putri..I came from Thirty Eight
Senior High School..nice to meet you all..”.
“nice to meet you too, Putri..”, jawab murid lain.
“ok Putri..sit down beside him..”. Bu Suci
menunjuk ke Kamal yang hanya duduk sendirian.
(maap ya kalo b. inggrisnya ada yang salah..gak
jago..hhi >_>)
“yes ma’am..”. Putri berjalan menuju Kamal.
“maap ya..”.
“oh iya..gak apa-apa..silakan..”.
“ok class..let’s open page one hundred ninety
five..”.
“nih..Put..pasti lo belum punya bukunya..kita
bedua aja..”.
“makasih..”. Bu Suci pun mulai mengajar
B.Inggris. Memang Bu Suci bukan guru killer
malah bisa dibilang lumayan asyik, tapi anak-
anak mengikuti pelajaran Bu Suci dengan serius.
Bel istirahat berbunyi, Bu Suci pun keluar dari
kelas.
“Putri..lo tadi dari mana?”.
“dari SMA 38..”.
“oh..lo jago bahasa Inggris ya?”.
“cuma sedikit aja..”.
“ah..lo ngerendah..tadi ngomong lo was wes wos
banget..”.
“bener..gue gak bisa..”.
“yaudah deh..terserah aja..yaudah lo mau ke
kantin gak?”.
“mm..boleh deh..”. Putri & Kamal berjalan
bersama ke kantin. Putri menjadi pusat perhatian
murid-murid cowok karena selain Putri murid
baru, wajah dan tubuh Putri sangat menarik
untuk dilihat.
“di sini nih kantinnya, Put..”.
“oh..”.
“lo mau makan apa?”.
“mm..gak deh..gue minum aja..gak laper..”.
“oke deh..bentar ya gue beliin minuman yang
enak..”.
“eh..gak usah Mal..gue beli sendiri..”.
“udah..gue aja yang beliin..lo duduk aja, Put..”.
“gak apa-apa?”.
“iya..udah lo duduk aja..”.
“yauda deh..”. Putri pun menemani Kamal makan
sambil mengobrol. Kamal memang seorang
cowok yang supel sehingga Putri yang sifatnya
agak pemalu pun langsung nyaman & akrab
dengan Kamal, sedangkan cowok-cowok yang
lain hanya bisa melihat Kamal dengan iri.
Meskipun banyak cewek-cewek lain yang sama
cantiknya dengan Putri, tapi namanya juga
melihat wajah baru yang cantik, para cowok tak
henti-hentinya curi-curi pandang ke Putri.
Semakin hari, Putri semakin akrab dengan Kamal
tapi perasaan Putri & Kamal hanya sebatas
teman saja meski mereka berdua keliatan seperti
orang pacaran jika di sekolah.
“eh..Mal..3 cewek itu siapa?”.
“oh itu..yang paling kiri namanya Renata, yang
tengah Nadya, ‘n yang paling kanan namanya
Anita..”.
“oh..”. Putri memandangi 3 cewek itu dari jauh
karena mereka bertiga keliatan sangat cantik dan
dikerubungi cowok. Meskipun cantik, Putri tidak
mudah mendapatkan pacar karena sifatnya yang
pemalu.
“mereka itu genk Mizzlicious..”, tambah Kamal
memecah lamunan Putri yang menghayal
bergabung bersama genk Mizzlicious.
“ha? oh..emang mereka terkenal banget ya?”.
“ya..gitu lah..kenapa? lo mau ikut genk itu?”.
“nngg..”.
“mendingan jangan deh..mereka tuh cewek-
cewek badung..”.
“oh gitu..”. Di dalam hati Putri, dia ingin sekali
menjadi famous & terkenal seperti Mizzlicious.
Putri pun memantapkan hatinya untuk bergabung
dengan Mizzlicious agar keinginan Putri menjadi
kenyataan.
Setelah pulang sekolah, Putri melihat Mizzlicious
sedang mengobrol di dalam kelas yang kosong.
Putri memberanikan diri berjalan masuk ke dalam
kelas dan berdiri di hadapan 3 cewek cantik itu.
“ngapain lo diri di situ?!”.
“ng..”.
“ang..eng..ang..eng aja lo..ngomong !!”.
“saya pengen masuk Mizzlicious, Kak?”.
“apa kata lo?? pengen masuk Mizzlicious??
hahahaha!!!”, Renata tertawa mengejek Putri.
“…”, Putri tertunduk saja tak berani berkata apa-
apa.
“lo gak pantes jadi Mizzy..”. Tiba-tiba Anita
mendekati Putri dan mengangkat dagu Putri.
“hmm..tapi kalo diliat-liat..tampang ni anak boleh
juga, girlz..”.
“iya juga sih..”.
“nama lo siapa?!”.
“Pu..Pu..Putri, Kak..”.
“nama lo gak pantes !!”, ejek Nadia.
“udah lo keluar sono..ganggu aja lo !!”. Putri pun
keluar dari kelas itu, matanya berkaca-kaca. Baru
kali ini, dia mendengar kata-kata sangat ‘pedas’
seperti tadi. Hari demi hari berlalu, Putri semakin
akrab dengan teman-teman sekelasnya. Tentu
saja, semakin banyak cowok yang berusaha
mendekatinya.
Anita, Renata, dan Nadya melihat Putri sedang
duduk di kantin sementara sisa bangku lainnya di
meja yang sama dengan Putri penuh oleh cowok.
Putri merasa tak nyaman dan nafsu makannya
menjadi hilang karena diajak mengobrol terus.
Renata, Nadya, dan Anita melihat ‘potensi’ Putri.
“Ren..itu si Putri kan? anak kelas 1 yang mau
masuk genk kita?”.
“hmm..sialan juga tuh anak..baru kelas 1 tapi
udah punya penggemar..”.
“kita labrak aja Ren..”.
“jangan Ren..daripada dilabrak..ntar dia bikin
genk baru ngalahin kita..mendingan kita biarin aja
dia ikut kita..lumayan buat di suruh-suruh..”.
“o iya..bener juga lo Ta..”.
“heh, Putri!! sini lo!!”, Nadya menarik tangan
Putri. Putri agak lega bisa menjauh dari cowok-
cowok tapi langsung deg-degan melihat raut
muka Renata yang judes.
“a..ada..apa..Kak?”, Putri takut salah bicara.
“pulang sekolah..gue tunggu lo di kelas
gue..awas kalo lo ampe gak dateng..”.
“i..i..iya..Kak..”.
“udah..sana lo pergi !!”. Putri pun segera pergi
dari hadapan Mizzy, tapi dia enggan kembali ke
meja kantin.
Dari istirahat sampai pulang sekolah, jantung
Putri berdetak cepat memikirkan kejadian yang
akan dialaminya.
“permisi, Kak..”.
“sini lo!”.
“maksud lo apa tadi di kantin make tebar pesona
ke cowok-cowok?!”.
“ng..nggak, Kak..saya gak tebar pesona..”.
“ah udah lo..jangan ngomong!!”.
“lo beneran pengen masuk genk kita?”.
“iya, Kak..saya pengen banget jadi Mizzlicious..”.
“oke..lo boleh ikut kita..tapi lo belom jadi
Mizzy..”.
“bener, Kak??”. Tiba-tiba wajah Renita, Nadya,
dan Anita berubah menjadi sangat bersahabat
kepada Putri.
“bener tapi kita ada 2 peraturan buat lo..”.
“apa, Kak?”.
“pertama..lo mesti nurutin semua omongan
kita..”.
“i..iya..Kak..”.
“kedua..lo gak boleh gabung ama genk-genk
laen..”.
“iya Kak..”.
“yaudah kalo gitu..sekarang lo beliin kita
gorengan yang di depan..”.
“iya Kak..”.
“GAK PAKE LAMA !!”.
“i..iya Kak..”. Putri langsung bergegas membeli
gorengan yang ada tepat di depan gerbang
sekolah.
“ini Kak..”.
“lo mau?”.
“ngg..”.
“yaudah..gabung aja..lo kan dah jadi Mizzy ini..”.
“iya..Kak..”.
“lo ikut kita ya ke mall..kita shopping..”.
“iya Kak..tapi pulangnya jam berapa Kak?”.
“ya jam berapa aja..kenapa lo? takut diomelin
ortu?”.
“ng..iya Kak..”.
“alah..hare gene masih takut ama ortu..lo?”.
“tau..masih takut ama ortu..kayak anak SMP aja
lo..udeh pokoknya ikut kita..kalo gak ikut..lo gak
jadi kita ajak gabung..”.
“iya..iya..Kak..”, jawab Putri takut. Putri, Renata,
Nadya, dan Anita pun masuk ke dalam mobil
Renata menuju ke sebuah mall yang megah &
mewah. Setelah mobil Renata terparkir, Renata,
Nadya, dan Anita langsung membuka baju
seragam mereka yang sangat ketat itu. Mereka
bertiga sudah memakai kaos yang sexy pula.
Mereka juga melucuti rok mereka karena mereka
sudah memakai celana pendek di dalamnya.
“nih Put..taro belakang..”.
“oh iya Put..lo gak bawa baju ya? di sini gak
boleh pake seragam..”.
“mm..saya bawa Kak..tadi kebetulan saya bawa
baju ‘n celana..”.
“oh yaudah..bagus deh..ganti cepetan..”.
“disini, Kak?”.
“iya..kenapa lo takut?”.
“nyantai aja Put..kaca mobilnya Renata kaca film
kok..gak keliatan dari luar..”.
“udah..cepetan ganti..kalo gak gue kunciin lo di
mobil..”, kata Renata seraya keluar dari mobil
disusul Anita & Nadya. Putri bergegas mengganti
pakaiannya, setelah itu dia langsung keluar dari
mobil. Pakaian Putri beda sekali dengan 3 orang
cewek itu. Putri dengan kaos & celana jeans
terlihat seperti gadis baik-baik sedangkan 3
lainnya dengan kaos ketat yang memperlihatkan
lekuk tubuh atas mereka dan celana pendek yang
menutupi hanya setengah paha mereka bertiga
seperti menandakan kalau mereka bisa ‘disewa’.
Cowok-cowok pun melirik rombongan 4 gadis
remaja itu sampai banyak cowok terkena omelan
pacarnya karena ketahuan mencuri-curi pandang.
Renata, Nadya, dan Anita tertawa merasa puas
jika ada cowok & ceweknya berantem gara-gara
mereka. Mereka pun menonton film ‘Beauty and
The Beast’ di bioskop 22 karena film itu baru
dirilis.
“shopping time !!!”, teriak Nadya lepas karena
memang dia yang paling suka belanja.
Meskipun malu-malu, Putri ikut memilah dan
memilih baju karena berbelanja sudah menjadi
insting alami wanita bagaimana pun sifatnya.
“Kak Nadya..saya mau ke wc dulu..”.
“oh yaudah..cepetan gih..”.
“makasih ya Kak..”. Putri keluar dari toko dan
mengikuti petunjuk pelayan toko yang ia tanya
tadi. Saat berjalan di lorong menuju kamar mandi
yang sepi, Putri menemukan dompet yang sangat
bagus menurutnya. Putri mendekati dan
mengambil dompet itu. Putri terkejut melihat
uang dalam jumlah banyak yang mengisi dompet
itu. Putri mencari-cari kartu identitas si pemilik
dompet dan akhirnya dia menemukannya.
“mm..Andani Citra..”, bacanya, nama yang
tertera di kartu identitas itu. Putri benar-benar
mengagumi foto si pemilik dompet, anggun dan
cantik menurutnya.
“ntar aja ah gue kasih ke satpam..udah
kebelet..”, pikir Putri masuk ke dalam kamar
mandi. Keluar dari kamar mandi, Putri melihat
seorang wanita sedang mencari-cari sesuatu.
Wajahnya persis seperti yang ada di foto KTP
yang ada di dalam dompet tadi.
“maaf Kak..Kakak..Andani Citra ya?”.
“iya..kok kamu tau?”.
“ini Kak..tadi saya nemuin dompet Kakak..”.
“ya ampun makasih banget..dari tadi aku cari-
cari..”.
“iya Kak sama-sama..”. Putri semakin kagum
dengan perempuan yang baru saja ia temui ini.
Tinggi semampai, kulitnya putih, dan wajahnya
cantik ditambah pakaiannya yang anggun dan
memberi kesan wanita mandiri.
“nama kamu siapa?”.
“nama saya Putri, Kak..”.
“Putri ya? hmm..umur kamu berapa?”.
“16 Kak..”.
“16? pas banget..agensi model Kakak lagi nyari
ABG buat jadi gadis sampul majalah..”.
“ngg..”.
“kamu pikir-pikir dulu aja..kalo tertarik hubungin
Kakak di nomer ini ya..”, kata wanita cantik itu
sambil menyerahkan kartu namanya ke Putri.
“iya, Kak..”.
“makasih sekali lagi ya Putri..maaf ya Kakak
buru-buru..telpon Kakak ya..daah..”.
“iya Kak..sama-sama..”. Putri menaruh kartu
nama ke dompetnya dan kembali ke toko
sebelumnya.
“lama amat lo?”.
“maaf Kak..”.
“yaudah..kita udahan..kita balik..”.
“iya..Kak..”.
Mereka berempat menuju rumah Nadya yang
merupakan homebase Mizzlicious karena orang
tua Nadya sering pergi ke luar kota sehingga
mereka bisa bebas melakukan apa saja.
“yihuuu !!”, teriak Renata menghempaskan
tubuhnya ke ranjang Nadya yang sangat empuk.
“ini non..minumannya..”.
“makasih ya mbok..”.
“iya non..”. Nadya menyalakan komputernya dan
menyetel lagu dari komputernya sambil
‘membongkar’ belanjaan mereka tadi.
“Ren..cobain bajunya..”.
“pasti..”. Tanpa ragu-ragu, Renata melucuti
pakaiannya sendiri sehingga tubuhnya yang sintal
itu tidak tertutup apa-apa lagi. Meskipun sama-
sama cewek, Putri kaget melihat Renata yang
telanjang bulat di hadapannya. Nadya & Anita
pun ikut bugil seperti Renata. Mereka bertiga
mencoba semua pakaian yang mereka beli tadi.
“sini Put..kita mau make overin lo..”.
“buka baju lo sekarang..”.
“iya..Kak..”. Putri membuka kaos dan celananya
dengan perlahan karena dia memang belum
pernah membuka pakaiannya di depan orang lain.
“body lo lumayan juga, Put..”.
Renata memandangi tubuh Putri. Kulit Putri yang
putih mulus bercahaya semakin menambah
keindahan tubuhnya.
“sekarang buka bh ‘n cd lo..”.
“ngg..”.
“cepet !!”.
“i..iya Kak..”. Putri membuka bh dan celana
dalamnya. Aroma harum memenuhi ruangan
kamar Nadya begitu Putri membuka celana
dalamnya. Putri pun menutupi payudara &
vaginanya dengan kedua tangannya. Nadya
mengambil celana dalam Putri dan menempelkan
ke hidungnya.
“Put..lo pake sabun apa? kok V lo wanginya enak
banget?”.
“ng..pake sabun Secret Triangle..”.
“oh..Secret Triangle..”.
“ukuran lo 34B?”, Renata melihat ukuran pada bh
Putri.
“iya Kak..”.
“hmm..lumayan juga buat anak kelas 1..”.
“ngapain sih lo pake ditutupin segala..sama-sama
cewek ini..”. Anita menyingkirkan kedua tangan
Putri untuk menampilkan tubuh Putri secara utuh.
Anita, Nadya, dan Renata kagum melihat tubuh
Putri.
“lo masih perawan ya?”.
“iya..Kak..”.
“pantes aja..V lo keliatan masih rapet banget..”.
Mereka berempat melanjutkan mencoba seluruh
pakaian.
“Put..coba lo pake seragam gue yang ini..”.
Seragam Nadya yang dipakai Putri sangat ketat
di tubuh Putri, mengikuti lekuk tubuh Putri yang
seperti gitar sedangkan rok SMAnya pendek, 6
cm di atas lutut dengan bahan yang mudah
tertiup angin.
“nah..pas banget seragam gue yang udah gak
muat..mulai besok..pakean lo mesti kayak gini..”.
“tapi Kak..”.
“jangan ngebantah..kalo lo gak mau..lo gak usah
jadi Mizzlicious..”.
“i..iya Kak..”.
“oh iya..lo mesti kita make-over..biar muka lo
gak kampungan kayak sekarang !!”. Anita
menangani bagian rambut Putri, memakaikan
pelembap rambut lalu menata rambut Putri dan
sedikit memotong rambut Putri di sana-sini
bagaikan penata rambut profesional. Nadya &
Renata memperindah wajah Putri dengan bedak,
maskara, eye-liner, perona pipi, dan lipgloss.
“nah..mulai besok..muka lo mesti kayak
gini..malu-maluin kalo Mizzy gak bisa dandan..”.
Wajah Putri semakin cantik menawan setelah di
dandani. Tapi, apa gunanya di dandani jika sudah
larut malam, begitu pikir Putri.
“nih Put..pake nih..”.
“emang kita mau kemana, kak?”.
“kita clubbing..”. Mereka berempat mengganti
pakaian mereka. Putri masih agak malu-malu
dengan penampilan & pakaian barunya yang tidak
menunjukkan kalau dia anak baik-baik. Begitulah
kehidupan Putri sekarang, di sekolah dia selalu di
suruh-suruh, dan malamnya, ber-clubbing ria
sampai pagi. Sifat Putri mulai berubah, sering
cabut, dandan, dan berpakaian seksi meski sifat
Putri yang malu-malu kucing masih ada.
“Nad..bagi rokok lo dong..punya gue abis..”.
“gue juga abis Ren..”.
“kalo lo Ta?”.
“abis tadi..”.
“suruh si Putri beli aja..”.
“Put..beliin kita rokok..”.
“oke, kak..”. Rena pun menghentikan mobilnya
tidak jauh dari sebuah warung pinggir jalan yang
sangat sepi. Tiba-tiba Anita yang duduk di
sebelah Putri merebut dompet Putri secepat kilat
dari tas Putri.
“kok dompetnya diambil, kak?”.
“kita ada tes terakhir buat lo sebelum lo bener-
bener jadi Mizzy..”.
“sekarang gue tanya..lo mau ngelakuin tes
terakhir apa nggak?”.
“emangnya tes terakhir apa, kak?”.
“jawab dulu..kalo lo jawab ya..lo mesti
lakuin..kalo nggak..lo turun ‘n selamanya gak
akan bisa jadi Mizzy..”.
“iya, kak..saya siap..”, jawab Putri dengan
mantap.
“oke kalo gitu..tes terakhir lo..beliin kita rokok
tapi lo belinya pake cd ‘n bh lo..”.
“ha?! maksudnya, kak??”.
“lo tuker cd ‘n bh lo ama 1 bungkus rokok di
warung itu..”.
“t..t..ta..tapi..kak??”.
“gak ada tapi..tapi..lo mesti ngelakuin..”.
“cepet lo buka bh ‘n cd lo di sini..apa lo mau
ngelepas cd ‘n bh lo di luar?”.
“i..i..ya..kak”. Putri membuka kancing baju
seragamnya dengan bergegas. Kedua buah
payudara Putri yang putih mulus, kenyal pun
tidak tertutup apa-apa lagi. Payudara Putri
terlihat begitu indah dan sesuai dengan proporsi
tubuh Putri meski tidak besar seperti Renata.
Kulit payudara Putri yang putih & halus serta
kedua putingnya yang agak pucat sedikit seperti
warna jambu air yang sebentar lagi matang
(pucat agak kemerah-merahan) membuat
payudaranya terlihat begitu ranum &
menggiurkan.
Memang, belum ada pria yang menjamah
tubuhnya, tapi Putri sudah sering merasakan
nikmatnya ‘menyusui’ karena Nadya, Anita, dan
Renata suka sekali mengemuti puting Putri tanpa
membuat Putri orgasme satu kali pun. Jadi, bagi
Putri siksaan terberat bukanlah disuruh-suruh
oleh Nadya, Renata, dan Anita melainkan rasa
aneh yang ingin meledak & mengalir di tubuhnya
saat mereka bertiga bergantian mengemuti
putingnya.
“eit..lo buka cd lo di luar..di depan yang jaga
warung..”.
“ampun, kak..jangan, kak..ampuuun,
kak..pleeassee, kak..”, pinta Putri ingin menangis
membayangkan betapa malu nantinya.
“gak ada ampun..ampun..cepet lo keluar !!”.
Nadya membuka pintu dan menarik Putri keluar.
Antara deg-degan, malu, dan ingin menangis
yang Putri rasakan sambil mendekati warung itu.
“permisi, Pak..”.
“iya, neng..mau beli apa, neng?”. Penjaga warung
yang separuh baya itu sumringah dan keliatan
senang ada cewek SMA yang sangat cantik yang
datang ke warungnya.
“saya mau beli rokok ***..1 bungkus..”.
“kok cantik-cantik ngerokok, neng?”, balas
penjaga warung menggoda Putri sambil
mengambilkan rokok tersebut.
“…”.
“ini neng..”. Putri menengok ke belakang
berharap Nadya, Anita, dan Renata tidak jadi
menyuruhnya. Tapi, Renata malah menunjukkan
hpnya dan Nadya berlaga seperti sedang
striptease yang lalu menunjuk ke hp Renata dan
seperti sedang berbicara yang langsung
dimengerti oleh Putri karena dia memang ahli
membaca gerak bibir.
“tarian striptease lo ada di hp Rena..”. Putri baru
ingat kalau Renata pernah menyuruhnya menari
striptease sampai benar-benar bugil dan sampai
hari ini dia baru tau kalau kejadian itu direkam.
Putri tau kalau video itu akan disebar jika dia
tidak melakukan tes terakhirnya ini.
“tapi, Pak..”.
“kenapa, neng?”.
“saya gak bisa bayar pake uang..”.
“lho? terus bayar pake apa, neng?”.
“pake ini, Pak..”. Putri membuka kepalan
tangannya dan memperlihatkan apa yang dari
tadi ia genggam.
“apa ini? bh?”, kata penjaga warung mengambil
bh Putri dan mengamatinya dengan seksama.
“iya, Pak..itu bh saya..”.
“maap neng..gak bisa..masa rokok dituker ama
bh..”. Tiba-tiba Putri memasukkan tangannya
sendiri ke dalam rok mininya dan menurunkan
celana dalamnya. Putri mengangkat kakinya satu
per satu untuk melepas cdnya.
“ini, Pak..”. Benar-benar memalukan. Mungkin
jika disuruh melakukan ini atau bunuh diri, Putri
akan memilih bunuh diri saja karena perasaan
malunya tak terbendung. Putri menyerahkan
celana dalamnya yang sedari pagi ia pakai (fresh
from the ‘oven’), tentu saja aroma vagina Putri
yang khas & wangi sangat melekat di celana
dalamnya itu. Dengan perlahan, penjaga warung
itu mengendus-endus cd Putri yang sekarang ada
di tangannya. Baru kali ini, penjaga warung itu
mencium celana dalam gadis yang begitu wangi
karena si penjaga warung paling-paling menyewa
jablay yang kebanyakan bentuk & aroma
vaginanya sudah tidak karu-karuan.
“gimana, Pak?”.
“ngg..”.
“tolong, Pak..”, rasa malu Putri tidak bisa
tertandingi apapun saat ini. Tidak pernah
terlintas di otak Putri, menukar bh & cdnya hanya
untuk sebungkus rokok.
“yaudah neng..ambil aja..”.
“makasih ya, Pak..”. Putri langsung berbalik
badan ingin segera meninggalkan tempat itu.
Pembungkusnya saja sangat harum, apalagi
isinya.
“AAA..LEPASIN !! LEPASIN !!!”, Putri meronta-
ronta karena tiba-tiba dia dipeluk dengan erat
dari belakang.
“percuma lo teriak..di sini sepi..”, bisik si penjaga
warung yang bernafsu sekali ingin merengkuh
kenikmatan dari tubuh sintal Putri setelah
menikmati cd Putri yang wangi tadi. Dalam benak
si penjaga warung, sudah terbayang kenikmatan
yang akan ia dapat dari gadis SMA yang sedang
dibekapnya dan si penjaga warung juga sudah
berencana akan menyekap Putri di rumahnya
agar bisa melampiaskan nafsu sesukanya kepada
gadis SMA yang sangat cantik & sexy ini.
“TOLONG !!! TOLONG !!!!”, teriak Putri sekencang-
kencangnya.
“berisik amat sih lo !!”.
“hmmpppfff…”. Penjaga warung itu menyumpal
mulut Putri dengan celana dalam Putri sendiri.
Penjaga warung itu terlalu fokus dengan ‘hasil
tangkapan’nya sehingga tak menyadari kalau
mobil yang berhenti agak jauh dari warungnya itu
masih ada orang di dalamnya.
Putri masih meronta-ronta dengan kuat meski
usahanya sia-sia karena dekapan si penjaga
warung begitu kuat. Suatu benda asing masuk ke
dalam rok SMA Putri secepat kilat. Putri
menggerakkan pinggulnya seperti menghindarkan
daerah pribadinya dari sesuatu. Rupanya benda
asing itu adalah tangan kiri si penjaga warung
yang meraba-raba daerah vagina Putri. Tangan
penjaga warung dan bibir vagina Putri
bersentuhan langsung karena memang sudah
tidak ada yang menutupi daerah pribadi Putri.
“mmppff..mmpppff..”, Putri mengeluarkan air
mata tak rela daerah pribadinya disentuh penjaga
warung apalagi saat Putri merasa mulai
menikmati permainan tangan penjaga warung.
Putri merasa rendah, lebih rendah dari seorang
pelacur, saat ini karena otaknya menolak tapi
tubuhnya sangat menerima tangan penjaga
warung yang terus ‘membelai’ vaginanya. Lama
kelamaan perlawanan Putri semakin lemah tak
bertenaga.
’serangan’ langsung ke vaginanya membuat
naluri alami Putri sebagai seorang wanita yang
sedang terangsang muncul. Putri sudah pasrah
meski pikirannya tetap menolak dan air matanya
tetap mengalir karena tak rela tubuhnya yang
dari dulu ia jaga & ia rawat dengan baik-baik
untuk calon suaminya nanti akan dinikmati
duluan oleh penjaga warung yang jauh sekali dari
kata tampan.
“gimana? enak kan? wahahaha..”, penjaga
warung tertawa puas karena merasa sudah
menguasai Putri dan selanjutnya bisa melakukan
apa saja sesuka hatinya. Kini, kedua tangan
penjaga warung itu sudah berada di dalam rok
Putri dan bersiap untuk ‘mencolok’ vagina Putri
dengan jarinya.
“Ren..selametin Putri..”, Anita sangat cemas.
“gak usah..kayaknya dia demen diobok-obok
gitu..hahaha..”.
“iya Ren..selametin..daripada ntar dia diperkosa
terus dia lapor polisi..kita juga yang repot ntar..”.
“iya..iya..iya..yaudah..kita keluar..”. Suara sirine
polisi terdengar, spontan si penjaga warung
langsung lari terbirit-birit.
Putri yang masih tak berdaya hampir terjatuh ke
tanah karena kedua lututnya gemetar. Anita &
Nadya menangkap Putri dengan sigap sementara
Renata menghentikan rekaman suara sirine polisi
dari hpnya. Anita & Nadya memapah Putri
berjalan menuju mobil dan Renata memungut cd
& bh Putri.
“brrmmm..”. Mereka berempat pun pergi menjauh
dari tempat itu.
“gimana, Put? rasanya V lo diobok-obok ama
penjaga warung? kayaknya lo tadi keenakan ya?
hahahaha !!”. Putri hanya diam mendengar ejekan
Renata karena dia masih shock dengan apa yang
baru saja ia alami. Dan yang membuat Putri
semakin sedih, tubuhnya tadi menerima
perlakuan penjaga warung karena rasa aneh &
‘panas’ yang sering ia rasakan saat Anita,
Renata, & Nadya mengemuti putingnya.
“selamet Put..lo udah resmi jadi seorang
Mizzy..”.
“dan karena lo udah nuker cd ‘n bh lo buat
rokok..mulai besok tiap ke sekolah..lo jangan
pernah pake cd ‘n bh lagi..kalo lo
ngelanggar..kita bakal nelanjangin lo di sekolah ‘n
mamerin body lo di lapangan..biar ditonton ama
anak-anak..”.
Sudah pakaian harus seminim mungkin, dandan,
ditambah lagi tidak boleh memakai celana dalam
& bh setiap hari, Putri tidak menyangka akan
begini jadinya. Sejak saat itu, takut dengan
ancaman Nadya, Putri tidak mengenakan cd & bh
setiap harinya. Anita, Nadya, dan Renata pun
bergantian menculik Putri ke toilet setiap hari
pada jam istirahat untuk sekedar mengecek
apakah Putri memakai cd & bh atau tidak.
Tanktop & hotpants pun tidak diperbolehkan
dipakai Putri. Tentu saja teman-teman Putri
menyadari betul kalau Putri tidak pernah
memakai bh lagi karena tonjolan kecil yang ada
di daerah dadanya tercetak di seragam Putri yang
ketat. Apalagi saat pelajaran olahraga, kaos &
celana olahraga menempel erat mengikuti setiap
lekuk tubuh Putri. Puting Putri tercetak jelas di
kaos olahraganya serta bongkahan pantatnya
juga tercetak jelas di celana olahraganya. Dan
yang paling menarik ‘perhatian’ adalah daerah
pribadi Putri yang tercetak seperti huruf V
dengan indahnya.
Jakun teman-teman Putri yang cowok selalu naik
turun jika melihat keindahan & kemolekan tubuh
Putri. Saat-saat yang paling mengenakkan bagi
anak cowok adalah saat Putri mulai berlari baik
saat mengelilingi lapangan untuk pemanasan
maupun jika sedang olahraga karena payudara
Putri berguncang dengan indahnya membuat
tangan cowok-cowok ‘gatal’ ingin memegangi &
menampung payudara Putri yang menggiurkan itu
dan ditambah keringat Putri yang semakin
menambah keindahan kulit Putri. Bahkan, Kemal,
teman baik Putri ingin sekali menikmati tubuh
Putri. Awalnya, Putri risih, tapi entah kenapa
lama kelamaan, Putri terbiasa dengan keadannya
sekarang bahkan Putri sampai-sampai tidak
menyadari kalau setiap hari dia ke sekolah tanpa
bh dan tanpa cd. Berbeda dengan cowok yang
hanya punya 1 reaksi jika melihat Putri yang
sekarang yaitu mupeng, reaksi teman-teman Putri
yang cewek berbeda-beda. Ada yang sekedar iri,
menjauhi Putri, menjadikan Putri sebagai ratu
lebah alias bos, dan ada juga cewek-cewek yang
tidak kalah cantiknya dengan Putri seperti ingin
mengalahkan pesona Putri dengan memakai
pakaian yang lebih minim sehingga para cowok
semakin ‘untung’.
Nadya, Anita, dan Renata senang karena semakin
hari Putri semakin berubah jadi cewek badung
seperti mereka.
“bang..ayo dong bang..kita butuh banget..”.
“iya bang..badan kita udah panas dingin..”.
“emang lo butuh berapa sih?”.
“ya kira-kira 100 gram lah bang..please
bang..kita mau party bang..”.
“100 gram? hahaha..lo gila kali ya..bayar dulu
utang lo betiga yang kemaren..baru gue kasih..”.
“ya gimana..bang..kita bener-bener lagi gak
punya uang bang?”.
“kita bayar pake ini deh bang..”. Dengan kompak
Nadya, Anita, dan Renata mendekati Arman, si
penjual narkoba, lalu mengangkat rok mereka
tinggi ke atas untuk menawarkan vagina mereka
sebagai ganti pembayaran hutang mereka.
“gak usah..gue udah bosen ama memek lo
betiga..”, kata Arman yang memang sudah
sangat sering meniduri Anita, Renata, dan Nadya
karena mereka bertiga sering berhutang kepada
Arman.
Arman berdiri di jendela dan menatap ke luar.
“itu siapa?”, tanya Arman melihat seorang gadis
cantik duduk menunggu di dalam mobil Renata.
“itu anak buah baru gue..namanya Putri..”, jawab
Renata.
“hmm..si Putri itu masih perawan?”.
“masih..dia masih perawan ting-ting..”.
“kalo gue bisa tidur ama dia ‘n terbukti dia masih
perawan..utang lo bakal gue anggep
lunas..gimana?”.
“tapi permintaan kita tadi dikasih juga kan?”.
“kalo kebukti dia masih perawan..”.
“asik..asik..makasih ya bang..”, Nadya
kegirangan.
“gila lo Ren..masa lo mau ngejual Putri ke bang
Arman?”, tanya Anita setelah Arman pergi dari
tempat biasa mereka bertemu itu.
“mau gimana lagi Ta..kita kan butuh banget..”,
jawab Nadya.
“lagian lo juga make kan? bawel banget..”.
“tapi gue make gak separah lo bedua ‘n gue gak
bakal tega ngejual Putri yang masih bersih cuma
buat barang kita..”.
“diem lo !!”. Sebenarnya, Renata juga masih
punya hati dan memikirkan perkataan Anita, tapi
dia sangat butuh barang haram itu.
2 minggu berjalan seperti biasa. Ujian tengah
semester pun telah mereka lalui dan sekarang
liburan telah mendatangi Mizzlicious.
“Put..lo ikut kita ya..ke pantai..”, ajak Nadya.
“ke pantai, kak? asiik..berapa hari kak?”.
“ya mungkin sekitar 3-4 hari..”.
“asiik..”. Keesokan harinya, mereka berempat
berangkat menuju rumah pantai milik keluarga
Renata. Mereka berempat bersenang-senang di
pantai.
“gimana Put..bagus kan?”.
“iya, kak..di sini pemandangannya bagus..”. Anita
& Putri mengobrol di teras yang menghadap ke
pantai sehingga mereka bisa melihat sunset
dengan jelas.
“nih Put..minuman lo..”, kata Renata.
“iya kak..makasih kak..”, Putri keheranan dengan
sikap Renata.
“kak Nadya kemana?”, tanya Putri sambil
menyeruput minuman yang diberikan Renata tadi.
“gak tau tuh..katanya mau nyari makanan
dulu..”.
“oh..”. Mereka bertiga asik mengobrol, tapi tak
lama kemudian, Putri merasa matanya sangat
berat.
“Kak Nita..Kak Rena..Putri mau tidur duluan
ya..tiba-tiba Putri ngantuk banget..”.
“oh yaudah..”.
Putri melenggang pergi menuju kamarnya dan
langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur.
Putri merasa kepanasan dan gerah. Terlalu panas
baginya, Putri yang sudah sangat mengantuk
tanpa pikir panjang melepas kaos & celana
pendeknya sehingga tinggal bh & cdnya yang
berwarna putih melekat di tubuh Putri.
“akhirnya balik juga lo Nad..”.
“iya..”. Selain Nadya, ada 1 orang lagi turun dari
mobil.
“mana si Putri? gue udah gak tahan..”, kata
Arman yang sudah tak sabar lagi ingin
mendapatkan ‘bayaran’nya.
“ada..tapi bang Arman..janji dulu..”.
“tenang aje lo pada..kalo emang Putri masih
perawan..utang lo bakal gue anggep lunas ‘n
bakal gue kasih barang..”.
“oke..kalo gitu ikut gue bang..”. Sambil menuju
kamar Putri, Arman asik meremas-remas pantat
Renata yang ada di depannya. Diantara bertiga,
memang Renata yang paling ‘dekat’ dengan
Arman. Hubungan mereka sudah seperti suami
istri dan Arman sudah mengenal betul setiap
senti dari tubuh Renata karena saking seringnya
mereka berhubungan intim.
Hampir setiap malam, Arman bisa menikmati
tubuh Renata karena Renata selalu mengundang
Arman ke rumahnya jika sedang tidak ada orang.
Dan jika sedang ada orang di rumahnya, tapi dia
sedang ‘ingin’, Renata akan pergi & menginap di
kontrakan Arman hanya untuk sekedar
memberikan kehangatan tubuhnya ke Arman.
Sejak merelakan tubuhnya untuk membayar
hutangnya, Renata malah jadi ketagihan karena
Arman bisa membuatnya benar-benar puas.
Tentu saja, Arman yang berwajah jelek itu pun
senang sekali, gadis secantik Renata mau
melayaninya kapan saja. Bahkan Arman sering
membolehkan teman-temannya ikut menikmati
tubuh Renata, dan Renata tidak menolak karena
Renata bisa dibilang jadi maniak seks sejak
‘diaduk-aduk’ oleh Arman.
“nih bang..kamarnya..”.
“oke..”.
“bang..abis dari kamar Putri..ke kamar gue ya..”,
kata Renata dengan nada manja.
“iya Rena sayang..tenang aja lo..hehe..”. Arman
pun melumat bibir Renata seperti yang biasa
mereka lakukan. Setelah itu, Renata
meninggalkan Arman yang berdiri di depan pintu
kamar Putri.
Arman merasa beruntung sekali tanpa harus
berpendidikan tinggi & kaya, dia bisa
menyetubuhi gadis SMA secantik Nadya, Anita,
dan Renata yang bisa ‘dipakai’ kapan saja dan
sebentar lagi dia bisa menikmati tubuh gadis
cantik yang belum tersentuh sama sekali.
“kriiek..”. Arman langsung bisa melihat seorang
gadis cantik sedang tertidur ketika dia membuka
pintu. Arman menelan ludahnya sendiri
menyaksikan pemandangan yang sekarang ada di
depan matanya. Tubuh putih mulus terbaring di
atas ranjang hanya tertutup celana dalam dan bh
saja. Arman melucuti pakaiannya sendiri dalam
sekejap. Dia menutup dan mengunci pintu kamar,
Arman ingin menikmati tubuh indah yang ada di
depannya tanpa gangguan karena Arman yakin
dia akan merengkuh kenikmatan sebanyak-
banyaknya dengan gadis yang seperti dalam
mimpinya selama ini. Ketika Arman naik ke atas
ranjang, Putri tiba-tiba terbangun.
“siapa lo ??!!”, teriak Putri. Arman langsung naik
ke atas tubuh Putri dan menindihnya sehingga
usaha Putri meronta-ronta sia-sia.
Arman tak pikir panjang lagi, bibir Putri yang tipis
itu langsung diemut-emut.
“tol..mppfhh..tol..”, teriak Putri terputus-putus
karena setiap kali Putri berusaha menjauhkan
bibirnya, bibir Arman langsung menempel lagi ke
bibir Putri bagaikan ada magnetnya. Putri sama
sekali tidak bisa menggerakkan kedua tangannya,
kedua pergelangan tangannya ditekan oleh
Arman. Putri menutup bibirnya rapat-rapat saat
Arman berusaha menyelipkan lidahnya ke dalam
mulutnya. Arman tidak jadi mengajak Putri
french-kiss, dia malah menjilati seluruh wajah
Putri.
“tolong..jangann..jangannn..”. Lidah Arman terus
menyapu wajah Putri berulang kali sampai wajah
cantik Putri basah oleh air liur Arman.
“jangann..jangann..hh..”, lirih Putri sambil
melakukan perlawanan kecil. Ketakutan Putri
terjadi, tubuhnya mulai merespon secara alami
saat Arman menjilati kupingnya. Arman kini
mencupangi & menciumi leher Putri.
“jaa..ngann..”, lirihan Putri semakin pelan,
perlawanan Putri juga semakin melemah.
Arman tidak percaya, baru sampai leher saja,
pertahanan Putri sudah mengendor. Berbeda
sekali saat merangsang Anita, Nadya, ataupun
Renata. Arman senang sekali, tubuh korbannya
yang ini sangat sensitif sehingga dia tidak perlu
tenaga ekstra untuk merangsangnya. Arman
merobek bh Putri dengan sekali tarikan saja.
Arman menelan ludahnya sendiri melihat
sepasang gunung kembar Putri apalagi kedua
putingnya yang sangat menggoda untuk diemut.
“tolong..jangan..”, Putri menangis berharap orang
yang menindihnya akan kasihan karena Putri tau
dia tidak bisa melakukan perlawanan.
Perlawanannya cuma menyilangkan kedua
tangannya untuk menutupi payudaranya. Sikap
Putri malah membuat Arman semakin bernafsu.
Arman membuka kedua tangan Putri dan
langsung menyerang kedua buah payudara Putri
dengan ganas.
“nn..jaa..ngannhhh..mmhh..”, tidak bisa
membohongi diri sendiri lagi, Putri mulai
mengeluarkan desahan dari mulut mungilnya.
Arman tersenyum merasa menang dan sudah
menguasai Putri lalu Arman melanjutkan
aktivitasnya, mengenyot-enyot kedua puting
Putri.
Saatnya menuju hadiah utama, pikir Arman
seraya turun dari atas tubuh Putri. Dalam
keadaan normal, Putri pasti bangun dan
setidaknya meninju orang ini, tapi nafsu sedang
menguasainya sehingga meskipun otaknya
menyuruhnya bangun dan meninju wajah orang
ini sekuat-kuatnya namun tubuhnya seperti
pasrah menanti apa yang akan terjadi
selanjutnya. Arman bergerak ke bagian bawah
tubuh Putri. Dengan sisa tenaga, Putri
merapatkan kedua pahanya untuk melindungi
daerah pribadinya dari orang asing ini. Tentu
saja, dengan mudah Arman membuka paha Putri.
Memang, mata Arman langsung menuju daerah
’segitiga’ Putri, tidak sabar ingin melihat
keindahan dari vagina yang belum tersentuh
lelaki manapun itu, tapi Arman ingin menikmati
setiap jengkal dari tubuh indah Putri dengan
berlama-lama. Arman mengelus-elus kedua paha
Putri yang benar-benar putih, mulus, dan halus
bagai salju. Tubuh Putri sedikit bergetar saat
Arman menggunakan telunjuknya mengelus-elus
pangkal pahanya.
“hehehe..enak ya?”, ejek Arman. Putri malu
sekali dengan ejekan Arman karena memang
benar, dia mulai menikmatinya. Arman
melancarkan kecupan demi kecupan ke daerah
vagina Putri.
“jaaa…mmmhhh…”, tak sadar Putri mendesah
saat Arman menjilat vaginanya yang masih
terbungkus celana dalam itu. Tak sabar lagi,
Arman merobek celana dalam Putri. Air liur
Arman hampir menetes keluar melihat vagina
Putri yang benar-benar terawat. Bibir vagina Putri
masih rapat menutup. Wangi dari daerah
kewanitaan Putri membuat Arman semakin
gregetan dengan vagina Putri yang halus tanpa
ada rambut kemaluan karena Putri memang
senang mencukur rambut kemaluannya.
“anjrit..memek lo bagus banget..bakalan
enak..hahahaha..”, kata Arman sebelum
membenamkan kepalanya ke selangkangan Putri.
Putri mendorong kepala Arman menjauh dari
selangkangannya, tidak ingin terangsang lebih
jauh. Tapi, percuma saja, Arman kekeuh
menciumi ‘lembah’ kenikmatan Putri dan tanpa
sadar Putri melebarkan kedua pahanya seperti
memberi keleluasaan untuk Arman.
Arman meniupi bibir vagina Putri sehingga Putri
semakin kehilangan kontrol atas tubuhnya
sendiri.
“aaahh..”, tubuh Putri bergetar & menggeliat-
geliat saat Arman mulai menciumi & menjilati
klitorisnya. Arman melebarkan bibir vagina Putri
dengan 2 jarinya. Daging bagian dalam dari
vagina Putri terlihat merah merekah yang tentu
saja semakin membangkitkan ’selera’ Arman.
“sllpphhh…slllpphhh..”.
“aahhh..mmhhh..”, Putri sudah tidak bisa berpikir
lagi, yang dia rasakan hanyalah rasa kenikmatan
yang menjalar di sekujur tubuhnya yang
bersumber dari daerah pribadinya itu sehingga
tidak heran kalau Putri mendesah keenakan
karena lidah Arman sudah bergerak-gerak
menjilati bagian dalam vaginanya. Tubuh Putri
bereaksi secara alami, kedua paha Putri merapat
menjepit kepala Arman, tidak ingin Arman pergi
dari sana. Arman pun merasa nyaman terjepit di
antara kedua paha Putri yang benar-benar putih
mulus sehingga Arman semakin gencar
‘menyerbu’ vagina Putri ingin merasakan cairan
cinta Putri.
“AAAAHHH !!!”, tubuh Putri menegang dan sedikit
menekuk ke atas sedang menikmati orgasme
pertamanya. Putri merasakan rasa yang sangat
luar biasa, semua beban pikirannya hilang dan
tubuhnya terasa ringan sekali.
“slrrpp..ssllrrpp..”, Arman dengan sigap meminum
cairan vagina Putri. Arman tidak percaya, baru
kali ini dia merasakan cairan vagina yang rasanya
sama manis & gurihnya seperti madu.
“eemmhh..udaaahhh..”, pinta Putri karena Arman
terus menjilati vaginanya. Arman mengangkat
kedua kaki Putri ke bahunya sendiri dan
menyiapkan penisnya untuk ‘menjajah’ Putri.
“jangan !! jangan !!”, Putri menggeleng-gelengkan
kepalanya. Arman mengelus-eluskan kepala
penisnya ke belahan bibir vagina Putri.
“jaa..hhh..mmhh..”, tubuh Putri malah tidak sabar
menerima tusukan Arman. Tadinya, Arman ingin
menusuk Putri dengan sekuat tenaga, tapi
melihat wajah Putri, dia tidak tega. Wajah cantik
Putri yang sedang terangsang membuat
kebengisan Arman jadi hilang.
Perlahan tapi pasti, kepala penis Arman
merembet masuk ke vagina Putri. Baru beberapa
senti saja, Putri merintih-rintih. Arman
mendorong penisnya lagi, susah sekali dan bagai
macet. Liang vagina Putri yang belum pernah
‘dijajah’ sama sekali terlalu sempit untuk
‘menyarungi’ penis Arman yang kategorinya
cukup besar itu. Dorongan demi dorongan kecil
berhasil membuat penis besar Arman semakin
dalam masuk ke liang vagina Putri. Masih terasa
susah, Arman menarik penisnya sedikit hanya
untuk didorongkan kembali masuk lebih dalam ke
liang vagina Putri. Hilang sudah kesucian tubuh
Putri saat penis Arman terus masuk ke liang
vagina Putri yang merobek selaput daranya. Putri
menjerit keras kesakitan. Sesak sekali rasanya,
pedih, perih, sehingga air Putri semakin deras
mengalir. Sakit yang teramat sangat membuat
Putri sulit menggerakkan tubuhnya karena penis
Arman terasa seperti paku. Arman diam,
menghayati kenikmatan dinding vagina Putri yang
berdenyut-denyut menjepit penisnya sehingga
penis Arman terasa seperti dipijit-pijit.
Hangat, basah, dan juga sempit. Putri yang tadi
kesakitan keliatannya mulai tenang kembali,
Arman pun mendorong penisnya lagi. Rintihan
kembali keluar dari mulut Putri yang mungil itu,
wajah Putri mengernyit menahan sakit yang
terasa menyiksanya. Tanpa sadar, Putri
mendekap Arman sekuat-kuatnya. Penis Arman
pun sudah berhasil ‘bersembunyi’ seluruhnya di
dalam liang vagina Putri. Keduanya terdiam
sejenak, Putri merasa bagian bawah tubuhnya
benar-benar terasa penuh sesak sedangkan
Arman merasa seperti di surga, baru kali ini dia
merasakan vagina yang begitu sempit. Keduanya
saling bertatap mata, Arman menatap mata Putri
yang indah itu dengan nafsu, sedangkan Putri
menatap mata Arman dengan benci & dendam,
tapi Putri sadar dia tak bisa berbuat apa-apa,
tubuh mereka berdua kini sudah berhubungan
dipersatukan alat kelamin mereka. Putri hanya
bisa berharap, semua ini cepat selesai, dan rasa
sakit, perih, dan penuh sesak di vaginanya segera
hilang.
Arman menarik lalu mendorong penisnya
perlahan. Penis Arman susah bergerak karena
liang vagina Putri masih terlalu sempit & kesat.
Dengan sedikit goyangan & putaran, penis Arman
sedikit lebih lancar timbul-tenggelam di vagina
Putri. Putri merintih dan mengerang, setiap kali
Arman menarik penisnya, bibir vagina Putri ikut
tertarik keluar, dan saat Arman mendorong
penisnya, bibir vagina Putri juga ikut melesak
masuk karena bibir vagina Putri begitu erat
menggigit batang penis Arman. Semakin lama,
penis Arman semakin lancar menyikat liang
vagina Putri karena terbantu cairan vagina serta
darah keperawanan Putri. Rasa sakit & pedih itu
lambat laun berubah menjadi rasa nikmat seiring
semakin lancarnya gerakan penis Arman. Putri
memejamkan matanya menghayati benda asing
yang sedang menyerbu ke dalam vaginanya itu,
setiap jengkal penis Arman terasa sekali
bergesekkan dengan dinding vaginanya. Putri
menggigit bibir bawahnya sendiri saat gelombang
yang tadi dia rasakan mulai menjalar lagi di
sekujur tubuhnya.
“HEENNHH !! OOHHH !!”, erang Putri melepaskan
rasa puncak kenikmatannya.
Tubuh Putri mengejang dan sedikit melengkung
ke atas.
“hmppffhh..”. Penis Arman terus menumbuk
vagina Putri sementara pemiliknya sedang asik
menikmati kelembutan bibir Putri. Putri mulai
menikmati persetubuhan ini. Malah, sekarang
Putri tidak ingin kejadian ini selesai dan ingin
penis Arman tetap mengisi dan merojoki
vaginanya untuk selamanya karena rasanya
benar-benar nikmat tak ada duanya. Kini, Arman
& Putri bekerja sama saling berpacu mendaki
puncak kenikmatan mereka. Erangan, lenguhan,
desahan, dan tarikan nafas mereka berdua
menghiasi persetubuhan yang panas itu. Gadis
cantik yang putih mulus bersama-sama preman
jelek berkulit hitam itu sama-sama menikmati
kelamin mereka yang sedang ‘berpacaran’ itu.
Tubuh keduanya yang kontras itu bercucuran
keringat terbakar api birahi mereka masing-
masing. Sambil tetap memompa vagina Putri,
Arman & Putri saling berpelukan erat. Arman
semakin tergila-gila dengan gadis cantik yang
sedang digempurnya ini.
Tubuh Putri yang berpeluh keringat sama sekali
tidak berbau malahan aroma wangi semakin kuat
tercium oleh Arman seakan-akan keringat Putri
wangi. Semakin berkeringat, tubuh Putri semakin
wangi menggoda, nafsu Arman semakin meloncat
tinggi sehingga Arman pun mencumbui dan
menjilati wajah & leher Putri. Tentu saja, Arman
sama sekali tidak keberatan dengan bulir-bulir
keringat yang ada di sekitar wajah & leher Putri
karena Arman benar-benar tergila-gila
dengannya.
“aahhh…aaahh…
heeemmmhh..errgghhh..nnnhhhh !!”.
“OOKKHHH !!”. Kuku-kuku tangan Putri menancap
di punggung Arman sementara Arman
menghujamkan penisnya sekuat-kuatnya ke
dalam vagina Putri. Penis Arman menembakkan
isinya sekuat-kuatnya ke dalam rahim Putri. Putri
merasa liang vaginanya terasa hangat sekaligus
nyaman sekali. Dua-duanya terdiam mengatur
nafas mereka masing-masing yang hampir
seirama itu. Arman merasa bangga sekaligus
puas telah berhasil mendapatkan keperawanan &
merengkuh kenikmatan dari tubuh gadis yang
sangat cantik seperti Putri.
Sedangkan Putri merasa marah, sedih, malu, dan
hampa sekaligus. Kesucian tubuhnya yang
selama ini bisa dia jaga dengan saat baik, telah
hilang dirampas oleh seorang laki-laki beringas
yang berwajah jelek, dan lebih memalukan bagi
Putri, dia benar-benar menikmati persetubuhan
tadi. Arman mencabut penisnya yang sudah
lemas dari vagina Putri dan tidur terlentang di
samping Putri untuk beristirahat sejenak. Putri
menatap langit-langit kamar, berpikir bagaimana
nasibnya nanti, tak akan ada laki-laki yang mau
menjadi suaminya jika tau tubuhnya sudah
ternoda. Arman turun dari tempat tidur dan
memungut pakaiannya sendiri yang berceceran di
lantai lalu menuju ke pintu kamar. Setelah
membuka pintu kamar, Arman menengok ke
belakang ke arah Putri yang masih terkulai lemas
di tempat tidur. Sebenarnya masih ada gadis
cantik yang menunggu batang kejantanannya itu,
tapi melihat Putri yang terbaring lemas seperti
sudah pasrah apa yang akan terjadi selanjutnya
membuat Arman berpikir 2 kali meninggalkan
Putri.
Daripada bersama Renata, mendingan tetap
bersama Putri karena tubuh Putri belum semua
tereksplorasi. Lagipula masih ada 2 lubang Putri
yang belum dijajal. Pikiran itu semakin
memantapkan hati Arman untuk mengunci pintu
lagi. Penis Arman pun perlahan mulai bangun
lagi, siap untuk mencolok Putri lagi. Arman pun
menggempur Putri lagi dengan nafsu yang berkali
lipat dari sebelumnya. Putri sekarang hanya bisa
pasrah digempur lagi oleh Arman sampai-sampai
Putri pingsan karena kecape’an. Saat bangun,
Putri hanya sendirian di kamar itu. Ada rasa aneh
di tenggorokannya, dan lengket di sekitar vagina
& pantatnya. Pantat & selangkangannya terasa
ngilu seperti terbakar. Putri berjalan tertatih-tatih
keluar kamar sambil menahan ngilu di bagian
bawah tubuhnya. Tidak ada siapa-siapa, tinggal
dia sendiri di rumah itu. Putri berjalan ke arah
pantai dan terus ke arah laut. Putri tidak
memikirkan lagi dirinya yang berjalan ke arah laut
tanpa mengenakan apapun.
Putri sudah terendam seluruhnya di dalam air
laut.
“selamat tinggal Papa..Mama..Kakak..”. Putri
membuka mulutnya agar nyawanya cepat
tercabut. Pandangan Putri mulai kabur, dia sudah
susah bernafas.
“…”. Putri membuka kedua matanya.
“dimana nih?”. Sambil melihat ke sekelilingnya,
Putri berusaha mengumpulkan kesadarannya.
Sepertinya dia kenal tempat dia berada kini.
Ternyata benar, ini adalah kamarnya. Bagaimana
caranya? siapa yang membawanya? kenapa
orang itu menolongnya?. Dengan semangat hidup
yang sudah padam, Putri lalui hari-hari liburannya
dengan depresi. Putri tidak berani bilang ke
orang tuanya tentang kejadian itu. Kedua orang
tuanya sedang sibuk dengan pekerjaan mereka di
luar kota sampai bulan depan. Dan kakaknya juga
sibuk kuliah di luar kota. Tapi, Putri tidak
menyadari ada orang yang mengamati gerak-
geriknya di rumah itu dengan pandangan yang
lain. Saat Putri sedang merenung di tempat
tidurnya sendirian, tiba-tiba Putri teringat
momen-momen saat penis Arman menginvasi
vaginanya.
Rasa geli mulai menjalar di sekujur tubuh Putri.
Semakin kuat Putri berusaha menyingkirkan
pikiran itu, malah semakin ingat akan kenikmatan
yang dia rasakan saat itu. Tangan Putri bergerak
sendiri menyelip masuk ke dalam cdnya dan
mengelus-elus belahan bibir vaginanya sendiri
karena daerah vaginanya terasa aneh seperti
agak gatal. Rasa gatal itu pun sirna saat Putri
mengelus-elus daerah vaginanya dan berganti
menjadi rasa nikmat, tapi rasa gatal itu langsung
muncul kembali saat Putri menghentikan gerakan
tangannya. Putri pun mulai memainkan vaginanya
sendiri. Bh & cd sudah lepas dari tubuh Putri.
“mmhhh…”, desahan lembut keluar dari mulut
Putri menikmati permainan tangannya sendiri.
Terasa tidak cukup mengelus-elus & mengusap-
usap klitoris serta bibir vaginanya saja, Putri
mendorong 2 jarinya perlahan masuk ke dalam
vaginanya. Vaginanya masih terasa sakit
dimasuki benda asing meski 2 jarinya itu tidak
sebesar penis Arman. Desahan pelan & merdu
keluar terus dari mulut Putri sebagai ekspresi
dari kenikmatan yang sedang ia rasakan.
Kedua matanya tertutup, menghayati kenikmatan
yang sedang melandanya. Terlalu sibuk dengan
aktivitasnya, Putri tidak sadar kalau sedang
direkam oleh seseorang. 2 jarinya kini bergerak
keluar masuk vaginanya dengan sangat lincah.
“HEENNGGHH !!”, kepala Putri mendongak ke
atas, tubuhnya berkedut-kedut, dan kedua
kakinya menegang. Ringan sekali, segala beban
yang dari tadi ia pikirkan seperti hilang bersama
cairan vaginanya yang mengalir keluar dari sela-
sela bibir vaginanya. Setelah nafas & tubuhnya
tenang, Putri turun dari tempat tidur. Kedua
lututnya gemetar, masih kena efek samping
orgasmenya tadi. Dengan perlahan, Putri berhasil
sampai ke kamar mandi. Dia membuka keran air
dingin pancurannya.
“eemh..”. Air dingin yang mengguyur tubuhnya
mengembalikan tenaga Putri 100%. Tubuh
putihnya yang terguyur air terlihat semakin sexy
dan menggiurkan. Rasa putus asa Putri kini
berganti menjadi dendam kesumat.
Mau lapor polisi tentang pemerkosaannya itu,
sama sekali tidak ada bukti, dan mungkin sperma
Arman sudah tidak berbekas di dalam rahimnya.
Putri memikirkan suatu cara balas dendam yang
benar-benar perih kepada 4 orang itu. Saat
sedang berpikir, tiba-tiba ada orang yang
memeluknya dari belakang.
“Mang Ujang gak nyangka..ternyata non Putri
sekarang bandel ya..”.
“Mang Sapto ?! KELUAR !!!”, teriak Putri sambil
berusaha lepas dari dekapan Mang Sapto.
“daripada maen sendirian..mendingan maen ama
Mang Sapto, non..hehe..”.
“NGGAK !!! LEPASIN !!!!”.
“non Putri gak bisa nolak..Mang Sapto udah
ngerekam non Putri tadi..”.
“APA?!!”.
“kalo gak mau badan non Putri jadi tontonan
gratis..non Putri harus mau ngelayanin Mang
Sapto..”.
“tolong Mang..jangann..”, nada suara Putri
berubah jadi memelas.
“tenang aja non..asalkan Mang Sapto boleh
ngentotin non kapan aja..gak bakal kesebar..”.
“…”.
“gimana non?”. Mang Sapto mengusap-usap
perlahan daerah vagina Putri.
“jangan di situ…”, teriak Putri dalam hati karena
jika bagian itu tersentuh, dia akan langsung
kalah.
“mm..yaa..”.
“wahaha..mulai sekarang memek non punya
Mang Sapto..jadi Mang Sapto bisa pake kapan
aja..hahahaha !!”, Mang Sapto tertawa penuh
kemenangan sambil membayangkan kenikmatan
yang bisa direngkuh dari tubuh Putri yang
menggiurkan setiap hari sampai kedua orang
tuanya pulang. Sementara itu, di lain tempat,
perumahan pinggir kota.
“POLISI !! RUMAH INI SUDAH KAMI KEPUNG !!”.
“Braaakk !!”.
“ANGKAT TANGAN !!!”. 2 orang polisi mengejar
seseorang yang kabur lewat pintu belakang.
“DORRR !!”.
“DORR !!!”.
“DORRR !!”. 3x tembakan peringatan telah
dikeluarkan.
“ANGKAT TANGAN !!”, 1 polisi telah berada di
depannya sudah mengarahkan pistol ke orang
itu. 2 polisi di belakang & 1 polisi di depan
membuat orang itu tak punya pilihan. Sambil
terus berlari, dia bersiap menembak polisi yang
menghadangnya.
“DORRR !!!”, peluru keluar dari moncong senjata
sang polisi. Orang itu langsung mati seketika di
tempat karena peluru tadi tepat menembus
jantungnya.
———————————
Hak Cipta : Riska Amelia (Dina Nakal)

The Fallen Princess Kejamnya Dunia Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Evy Fredella

0 komentar:

Posting Komentar