Jumat, 24 Maret 2017

Mamaku Hamil - Kasihan Mama Part 2


Siang hari itu menjadi siang yang menyedihkan bagi bayu. Ketika dia bersama sang mama pergi meninggalkan rumah kakek-neneknya, kakek dan neneknya melihat begitu saja sambil terheran-heran. Bayu yang melihat wajah kakek-neneknya hanya terdiam membisu. Anak itu kini sungguh tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi kepada kedua orang tuanya. Dia juga bingung sang mama yang menyeret dirinya hendak mengajak pergi kemana. Langkah bayu dan sang mama begitu terburu-buru hingga yang melihat mereka pasti bertanya-tanya, termasuk pak bejo yang kebetulan berada di sekitar mereka.

“Hey bayu! Kamu mau kemana? sahut pak bejo melihat bayu bersama sang mama

“Gak tahu nih pak, mama mau kemana” jawab bayu

Pak bejo hanya terdiam melihat bayu bersama mamanya yang berjalan semakin jauh. Sementara bayu hanya mengikut kemana sang mama menuntunnya pergi.

“Ma, kita mau kemana?” tanya bayu menatap mata sang mama yang masih sembap

“kita mau pulang ke jakarta bayu” ucap nia sambil berjalan tergesa-gesa bersama putranya

“Kok gak bareng papa, ma? tanya bayu kembali

“Gak usah. Papa kamu itu udah jahat sama mama”

Tak lama kemudian melintas di depan keduanya sebuah mobil angkutan pedesaan. Keduanya naik angkutan tersebut. Di dalam angkutan itu Bayu tak sempat bertanya kembali kepada sang mama. Ia hanya terdiam mengikut kemana kendaraan umum itu akan membawanya bersama sang mama. Dan ternyata, bayu dan mamanya turun di trayek terakhir angkutan tersebut, yaitu sebuah terminal bayangan yang tak begitu banyak bus besar di sana. Bersama mamanya lalu bayu berkeliling mencari bus tujuan jakarta. Selama berkeliling kesana kemari para supir dan lelaki di terminal memperhatikan bayu dan sang mama. Namun, keduanya tidak begitu peduli. Mereka begitu tergesa-gesa sehingga tak menggubris orang yang yang memperhatikan mereka. Pada akhirnya sampailah mereka di bus yang mereka cari-cari. Naiklah keduanya. Di dalam bus, suasana tidak begitu ramai penumpang. Bayu dan mamanya memilih sepasang kursi di sisi kanan bagian tengah bus. Mereka duduk dan mengambil nafas sembari menunggu bus berangkat.

Di sisi lain, ayah bayu, haris, sedang duduk di ranjang, tempat istri dan anaknya tidur semalam. Ia terengah-engah usai bertengkar dengan sang istri. Tak lama ayah dan ibunya beranjak ke atas, tempat haris berada. Mereka bertanya kepada haris mengapa nia dan bayu pergi begitu terburu-buru meninggalkan rumah.

“Ris, itu kenapa istri dan anakmu pergi begitu tergesa-gesa?” tanya ibu haris agak panik

“Aku habis bertengkar sama nia bu. Aku marahin dia. Dan gak hanya itu aku juga menampar istriku bu... ” ucap haris pelan

“Astagfirullah riss.... sebenarnya ada masalah apa kamu dengan istri kamu sampai-sampai harus bertengkar di rumah ayah-ibumu?” tanya ibu haris dengan wajah terkejut

“Iya kamu ris..,, baru datang kok kamu langsung marah-marah.... sampai nampar istri kamu lagi. Itu kan keterlaluan ris” ucap ayah haris dengan nada agak meninggi

“heem... gak ada apa-apa kok bu, pak. Cuma salah paham aja”

“Gak ada apa-apa bagaimana ris? Kamu saja sampai menampar istrimu nak..” ucap ibu haris kecewa

“Seumur hidup aja ayahmu ini kalau bertengkar sama ibumu gak sampai main fisik ris..” ucap ayah haris menegur anaknya

“Yaudah deh pak, saya pamit pulang ke jakarta” ucap haris malas sambil mengambil sisa bawaan istri dan anaknya yang masih tertinggal

“Oh ya, apa anakmu tadi melihat kamu bertengkar dengan istrimu?” tanya ibu haris penasaran

“Kayaknya sih iya bu. Tapi, gak tahu juga deh bu. Yaudah ayah.. ibu.. aku pamit balik ke jakarta dulu” ucap haris pamit kepada kedua orang tuanya.

“Aduuhh nak... nakk.. kasian sekali cucuku itu apalagi kalau sampai dia tahu orang tuanya bertengkar” ucap ibu haris sambil menyalami sang anak

“Kamu usahain perbaikin hubungan kamu sama istrimu ris... kasian bayu kalau kejadian seperti sekarang ini” ucap ayah haris

Haris kemudian berpamitan kepada kedua orang tuanya. Orang tua haris pun mengantar haris sampai ke mobilnya. Sesampai di mobil, haris langsung menyalakan mesin mobilnya dan menginjak gas sembari memberi ucapan dan lambaian perpisahan kepada orang tuanya.

Setelah itu orang tua haris kembali masuk ke rumah. Hanya saja, tiba-tiba pak bejo menghampiri ayah haris, pak paijo.

“Pak paijo, pak paijo.....” ucap pak bejo memanggil

“Ada apa jo?” tanya pak paijo heran

“Itu tadi saya lihat nia dan bayu terburu-buru, mau kemana ya pak?”

“Oh itu. Nia habis bertengkar sama anakku” ucap pak paijo pelan

“Lah kok bisa gitu pak?”

“Gak tahu deh jo kalau itu. Aku juga gak ngerti” ucap pak paijo kembali

“Yahh kita gak bisa genjot nia lagi dong kalau begitu pak”

“aduhh jo jo... kamu daripada mikirin begituan mendingan kamu lanjutin tuh pekerjaanmu” ucap pak paijo agak kesal.

“Yaudah deh pak. Kalau begitu saya permisi bekerja lagi”

Pak paijo usai meladeni buruh taninya kembali masuk ke rumahnya. Dia memilih duduk di kursi ruang tamu sambil memikirkan sesuatu. Sementara istrinya sedang sibuk memasak makan siang yang sempat tertunda di dapur.

“Adduhhh hariss... hariss.... kamu ngerusak kesenangan bapakmu saja nak..”

“Hemmm.......... kayaknya sih asyik juga kalau sampai anakku bercerai dengan istrinya”

“Tapi, masa iya sih ada seorang bapak yang pengen anaknya bercerai” pikir pak paijo


##########


Sementara bayu dan mamanya sudah berada di dalam bus yang sedang melakukan perjalanan menuju jakarta. Mereka duduk berdua di sepasang kursi yang cukup terawat. Bayu duduk dekat jendela. Sementara sang mama di sebelahnya. Bayu terdiam begitu juga sang mama sejak bus tersebut berangkat. Keduanya sama-sama memikirkan peristiwa yang baru saja terjadi.

“De... kalau kamu disuruh milih, kamu pilih mama atau papa?” ucap nia tiba-tiba menoleh kepada bayu

“Hemmm dua-duanya ma” jawab bayu agak terkejut

“Gak bisa de, kamu harus pilih salah satu” ucap nia tegas

“Heemmm gak boleh dua-duanya ya ma?”

“Gak boleh de...” ucap nia kembali

“Heemmm mama deh. Soalnya mama lebih deket sama aku ketimbang papa” sahut bayu sempat berpikir sebentar

“Oh” ucap sang mama menghela nafas

Bayu tidak mengerti dengan pertanyaan sang mama. Dia menduga-duga sepertinya orang tuanya akan berpisah. Menurutnya, pertanyaan sang mama berkaitan dengan dia harus memilih tinggal dengan siapa. Anak itu kini begitu cemas usai berpikir demikian. Sepanjang perjalanan dia hanya diam dan tak lama ia duduk tertidur.

Sementara mama bayu, nia, sibuk memikirkan sesuatu sehingga membuat ia lebih banyak diam. Persoalan yang dihadapinya membuat dia amat terbebani. Ia sedang berpikir bagaimana langkah selanjutnya setelah bertengkar dengan sang suami. Ia mempertimbangkan apakah akan lebih memilih berpisah atau tidak dengan suaminya. Selain itu Ia juga berpikir bagaimana nasib anaknya nanti. Tiba-tiba seorang kondektur bus menyapa nia.

“bu, bu, maaf bu, ongkos perjalanannya mana bu?” ucap kondektur tersebut menyapa

“Eh iya pak... maaf. Sebentar....” ucap nia sambil memeriksa tasnya

“Gila nih ibu montok amat. Kalau gue jadi suaminya sebulan deh gue libur di rumah terus. Gua kelonin tiap hari dahh habis ituu” ucap kondektur dalam hati

“Ini pak...” ucap nia sambil memberi uang kepada kondektur tersebut

“Oh ya makasih bu”

Sungguh beruntung nia. Dia sempat panik tidak ada uang untuk membayar ongkos bus. Untung saja di tasnya masih ada sisa uang belanja bulanan yang diberikan suaminya. Ia berikan secukupnya kepada kondektur bus. Setelah itu nia kembali terdiam melamun. Rasa kantuk pun muncul akibat lama melamun. Wanita itu menyusul putranya yang sudah tertidur lebih dulu.

.................................................

Sore hari......

“Bu, bu, ibu, maaf bu, kita sudah sampai nih bu di tujuan akhir nih” ucap kondektur bus sambil menepuk pundak nia pelan

“Eh??? Udah nyampe ya pak?” tanya nia kebingungan usai bangun dari tidurnya sepanjang perjalanan

“Iya nih bu” ucap kondektur yang kemudian pergi meninggalkan nia

“Bayu.... adee... de.... bangun de... kita udah nyampe di jakarta nih” ucap nia mengelus rambut putranya

“Hoaaahheeeemmm udah nyampee ya maa?” tanya bayu yang matanya masih terlihat mengantuk

“Iyaa de... yuk kita turun” ucap nia sambil memegang tasnya

“Iya maa...”

Bayu dan mamanya akhirnya sampai di Jakarta. Mereka tiba di sebuah terminal besar yang cukup tertata. Setelah itu bayu dituntun mamanya turun dari bus yang mereka naikki. Keduanya lalu mencari taksi untuk pulang ke rumah. Ketika keduanya mencari taksi, lagi-lagi para lelaki di sekeliling terminal memperhatikan mereka. Hanya saja bayu dan mamanya terlalu sibuk mencari taksi sehingga tak menyadari hal itu. Tak beberapa lama mereka menemukan taksi yang mereka cari. Lalu bergegaslah keduanya masuk dan pergi dengan taksi tersebut menuju rumah yang ditinggalkan. Tidak ada percakapan sama sekali di dalam taksi. Keduanya masih saja terdiam. Sesampai di depan rumah dengan menggunakan taksi, bayu dan mamanya masuk ke rumah. Hanya saja bayu agak heran ketika sang mama meminta supir taksi menunggu sebentar. Bergegas masuklah bayu dan mamanya ke rumah. Namun, langkah keduanya terhenti karena pintu masuk rumah terkunci. Bayu memperhatikan sang mama sedang mengambil sesuatu di tas, ternyata sebuah kunci duplikat pintu rumahnya. Lalu mamanya membuka pintu dengan kunci tersebut. Alhasil, pintu pun terbuka. Keduanya lekas masuk ke rumah.

Bayu terduduk di sofa ruang tamu. Sementara mamanya langsung masuk ke kamar.Di kamar, nia mengambil sebagian pakaiannya. Ia juga mengambil sebuah koper agak besar. Lalu ia masukkan pakaiannya tersebut ke koper. Tak lupa Ia mengambil uang simpanannya di lemari. Setelah itu ia lekas keluar kamar dengan membawa kopernya.

“Bayu.., kamu ambil sana gih sebagian pakaian kamu di kamar. Eh iya, jangan lupa seragam dan perlengkapan sekolah kamu diambil juga. Terus masukkin ke ransel kamu yang gedean” ucap nia kepada sang putra

“Kita mau kemana memangnya, ma?” tanya bayu penasaran

“Yaudah gak usah banyak tanya, ambil aja dulu deh sana..” ucap nia agak kesal

Mendengar ucapan sang mama, bayu langsung menuju kamarnya. Ia menuruti apa yang diucapkan mamanya. Ia ambil ranselnya yang berukuran besar. Lalu ia ambil sebagian pakaiannya dan memasukkan pakaian tersebut ke ransel. Tak lupa ia memasukkan seragam sekolahnya. Hanya saja, ia sedikit bingung dengan perlengkapan sekolah, seperti buku pelajaran dan sepatunya. Ia lalu keluar kamarnya sebentar.

“Ma, tapi buku sekolah, kaos kaki, dan sepatu sekolahku gimana? gak bisa dimasukkin semua ke ransel” sahut bayu kepada mamanya yang sedang menunggu di ruang tamu.

“Yaudah kalo kaos kaki dan sepatu, kamu bungkus dalam satu plastik gede. Kamu ambil plastiknya di dapur. Kalau masalah buku kamu, nanti belakangan aja mama yang ambil”

“Oh yaudah kalo gitu”

“Yaudah cepet de... jangan lama-lama..” ucap nia mengingatkan putranya

Bayu lalu melakukan apa yang diucapkan sang mama. Ia terlebih dahulu mengambil plastik berukuran besar di dapur. Lalu ia kembali ke kamarnya. Di dalam kamar ia masukkan sepatu sekolah dan kaos kakinya ke dalam plastik tersebut. Buku pelajaran yang sebenarnya sudah ia persiapkan untuk dibawa, ia tinggalkan begitu saja. Setelah selesai ia keluar kamarnya. Ia melihat sang mama sedang menunggu di ruang tamu. Ia hampiri mamanya dengan ransel yang terlihat penuh dipunggungnya. Sementara tangan kanannya membawa plastik yang berisikan sepatu dan kaos kakinya.

“Berat ya de?” tanya nia kepada putranya

“Iya ma...”

“Yaudah kamu buruan gih taruh di bagasi taksi”

Bayu berjalan lebih dulu. Di belakangnya menyusul sang mama. Anak itu berjalan tergesa-gesa membawa barang bawaannya yang berat menuju taksi yang masih menunggu di depan rumahnya. Supir taksi yang sedang menunggu dan bersandar di taksinya lantas langsung membuka bagasi. Lalu secara bergantian bayu dan mamanya memasukkan barang bawaan mereka ke bagasi. Setelah barang keduanya terisi di bagasi, supir taksi lekas menutupnya. Mereka lantas bersamaan masuk ke taksi. Berangkatlah taksi tersebut. Di dalam taksi bayu bertanya-tanya dalam hati sebenarnya dia mau kemana bersama sang mama.

“Ma, kita mau kemana?” tanya bayu polos

“Yaudah kamu ngikut aja. Kita pergi gak terlalu dari rumah kok” ucap sang mama

Mamanya berkata demikian, bayu mengangguk saja. Dia lalu lebih melihat pemandangan di luar jendela taksi. Tak beberapa lama taksinya berhenti.

“Pak tunggu sebentar ya” ucap mama bayu kepada supir taksi

“Bayu di sini dulu ya” ucap mamanya

Bayu menunggu di dalam taksi selagi mamanya berada di luar. Dia melihat mamanya memasuki sebuah rumah bercat putih yang begitu sederhana. Tidak begitu lama, sang mama sudah kembali ke taksi. Mamanya menyuruh supir taksi untuk berjalan kembali. Namun tak beberapa jauh dari lokasi tersebut taksi itu berhenti lagi. Dan lagi-lagi mamanya keluar dari taksi dan masuk ke sebuah rumah. Hal itu terjadi berulang-ulang sehingga membuat bayu amat penasaran. Namun, di sebuah pemberhentian. Mamanya kembali keluar dari taksi. Agak lebih lama dari sebelumnya, kemudian mamanya membuka pintu taksi. Bayu mengira sang mama akan melakukan hal serupa seperti sebelumnya.

“De, yuk kita keluar. Ambil barang bawaan kamu” ucap sang mama

“Iya ma” jawab bayu mengangguk

Kala senja yang hendak berganti malam, bayu bersama mamanya mengambil barang bawaan yang berada di bagasi taksi. Setelah itu mamanya membayar taksi yang mereka sudah gunakan sejak berada di terminal. Sambil memikul barang bawaan yang berat, bayu mengikuti langkah mamanya ke sebuah rumah sederhana, namun memiliki halaman yang cukup luas. Di halaman rumah tersebut terdapat pepohonan dan bangunan memanjang yang masing-masing memiliki pintu dan jendela. Bayu berpikir itu merupakan tempat kos. Setelah itu Bayu dan mamanya disambut seorang lelaki paruh baya bernama pak broto. Dia berkulit sawo matang. Urat-urat tangannya sedikit menonjol. Bibirnya memberi kesan ia merupakan perokok berat. Usia pak broto genap setengah abad. Ia seorang duda yang sudah lama ditinggal mati istrinya. Ia juga tidak memiliki anak. Pak broto berprofesi sebagai seorang pengusaha kuliner. Tempat usaha kulinernya cukup jauh dari tempat dia tinggal. Hanya saja, ia memiliki orang yang dipercayainya mengurus usaha kulinernya. Sementara di rumahnya yang tampak sederhana dan bertingkat dua, ia lebih banyak menghabiskan waktunya dengan merawat ikan peliharaan dan ayam jago miliknya. Selain itu, di rumahnya pak broto memiliki beberapa tempat kos yang ia sewakan.

“... Mari bu.. saya tunjukkan tempat kos ibu” ucap pak broto menyambut ibu dan anak tersebut

“Iya pak”

“Nah, bayu ini namanya pak broto. Dia pemilik rumah dan tempat kos ini. Mulai malam ini kita sementara tinggal di sini ya” ucap nia kepada putranya

Bayu terheran-heran mengapa dia harus tinggal di tempat kos. Padahal, dia memiliki rumah. Dalam pikirnya mungkin benar mama dan papanya akan segera berpisah. Anak itu berjalan bersama mamanya dan pak broto. Ia dan sang mama dibimbing oleh pak broto ke sebuah bangunan memanjang ke samping yang dirinya baru saja lihat. Ternyata tempat tersebut ialah tempat kos dimana bayu akan tinggal bersama mamanya untuk sementara waktu.

“Nah ini tempat kos ibu nia. Ini ada ruang kecil untuk menerima tamu. Di dalamnya ada satu kamar lengkap dengan kamar mandi dan dapur kecil” ucap pak broto membuka pintu tempat kos bayu dan mamanya.

“Makasih banyak ya pak” ucap nia dengan senyum manisnya

“Iya sama-sama. Eh iya bu, Jangan lupa biayanya ya” ucap pak broto mengingatkan

Pak broto langsung meninggalkan bayu dan mamanya. Sementara bayu dan mamanya langsung bergegas masuk ke tempat kos mereka. Di ruang depan terasa begitu hampa tanpa kursi dan meja. Hanya lantai yang siap digelar sebuah tikar atau karpet jika ingin duduk. Di dalam kamar kos, terdapat satu ranjang dan lemari pakaian mini. Di dapurnya hanya terdapat tempat mencuci piring dan rak piring kecil. Kamar mandinyapun seperti kamar mandi biasa yang terdapat sebuah gayung dan bak yang berisi air. Sementara bayu dan mamanya sedang duduk selonjoran di lantai ruangan depan. Bayu berbicara dengan mamanya.

“Ma, kenapa sih kita musti tinggal di sini? Kita kan punya rumah” tanya bayu jenuh

“Heemm mama kan udah bilang, papa kamu itu jahat udah bikin mama nangis. Kamu lihat sendiri, kan? Jadi, tidak ada alasan lagi buat mama tinggal sama papa” terang nia

“Kok gitu sih ma? ayo dong ma.... ayo kita balik lagi aja ke rumah” ucap bayu merengek memaksa

“Bayu! Yaudah sana kamu tinggal sama papa kamu aja!” nia memarahi anaknya

“Emmm maaf ma... bukan begitu. Tapi, nanti aku sekolah bagaimana? Kan sekolahku jadi jauh begini.

“Bayu... bayu.... nanti mama antar kamu deh” ucap nia kepada anaknya

“Buku aku bagaimana ma?” tanya bayu

“Nanti malam mama ambil” jawab nia

“Yaudah kalo begitu ma..”

Keduanya pun asyik bercakap-cakap sembari beristirahat sejenak hingga malam pun tiba


##########

Malam harinya....

Haris sebenarnya sudah lebih dulu tiba di Jakarta ketimbang istri dan anaknya yang menggunakan kendaraan umum. Hanya saja, dia tidak langsung pulang ke rumah. Dia memilih bertemu rani, selingkuhannya, di sebuah tempat makan. Keduanya asyik bercakap-cakap. Di wajah haris tidak ada rasa bersalah sama sekali setelah bertengkar hebat dan menampar istrinya. Tiba-tiba tak lama raut wajahnya berubah.

“Eh sayang, aku mau cerita. Aku barusan dari tempat ayah-ibuku. Di sana, ada istri dan anakku juga.. emmm...”

“Terus? Kamu mau ngomong apa sih” tanya rani penasaran

“Emmm aku habis bertengkar sama istriku ... Malahan aku menampar dia juga”

“Astagaa hariss, kok kamu bisa begitu? oke, kamu berhubungan sama aku, tetapi gak sebegitunya juga kamu memperlakukan istri kamu” ucap rani terkaget

“Terus anak kamu tahu?” tanya rani

“Kayaknya sih tahu”

“Addduhhhhh harisss... harisss... kalau udah begini yang kasian tuh anak kamu” ucap rani kecewa

“Ya mau gimana lagi...” sahut haris pasrah

“Yaudah sekarang kamu temuin mereka. Kalau udah clear masalahnya baru kamu temuin aku”

“Tapi?”

“Yang terpenting sekarang anak kamu. Kamu pikirkan perasaannya bagaimana. Udah istri kamu gak bekerja lagi. Nanti kalau kamu pisah sama istri bagaimana nasib dia ris...? Dia yang bakal jadi korban utamanya” ucap rani mengingatkan

“Yaudah gih sana kamu temuin istri sama anak kamu”

“Yaudah aku pamit duluan..” ucap haris berpamitan dengan rani

Haris pergi meninggalkan rani seorang diri. Dia bertekad untuk pulang dan menyelesaikan urusan rumah tangganya. Hanya saja itu bukan demi keutuhan keluarganya, tetapi demi rani. Sungguh aneh lelaki itu. Pulanglah haris ke rumahnya dengan menggunakan mobil pribadi yang biasa digunakan.

Sementara rani yang ditinggal seorang diri, bertemu seorang lelaki yang dikenalnya.................



“De, kamu mandi dulu gih. Habis mandi nanti kamu jangan kemana-mana ya. Di sini aja. Mama mau ngambil buku kamu sekarang” ucap nia pada putranya

“Iya ma” jawab bayu mengangguk

Nia malam itu mengenakan kaos bertangan panjang yang longgar dan tertutup setelah membersihkan dirinya. Ia lalu membawa ransel anaknya yang berukuran besar. Dia berencana pulang ke rumah. Dia ingin mengambil buku pelajaran milik putranya yang masih tertinggal. Sebenarnya ia ingin naik taksi demi keamanan, meskipun jaraknya dekat. Hanya saja, uangnya tidak begitu mencukupi. Begitu juga dengan naik bajaj yang dikiranya lebih mahal ketimbang naik angkutan umum. Dia saja belum bayar tempat kosnya. Sebab, pada awalnya ia mencari kontrakan, namun biayanya terlalu mahal. Ia beralih mencari tempat kos. Hanya saja juga di semua tempat kos yang ditemuinya, meminta pembayaran langsung untuk sebulan pertama. Beruntung pak broto, pemilik kosnya, adalah orang baik. Dia diizinkan menggunakan terlebih dahulu. Masalah pembayaran dapat ia bayarkan pada akhir bulan. Sejak saat itu nia mulai berpikir untuk bekerja kembali guna membiayai hidup sang anak dan dirinya, termasuk membayar kosnya

Dengan pakaian rapi dan tertutup, keluarlah nia dari kamar kosnya. Ia memakai alas kaki yang sama ketika baru datang. Ia lalu berjalan ke luar halaman tempat kosnya berada. Setelah itu ia menunggu angkutan umum yang masih melintas. Ketika sebuah angkutan umum melintas di depannya, ia berhentikan angkutan umum tersebut. Naiklah dirinya. Angkutan umum yang ia naikki kebanyakan berpenumpang pria. Di dalam angkutan tersebut beberapa penumpang pria memandangnya. Mungkin, mereka terkagum dengan kecantikan wajahnya, bukan bentuk tubuhnya yang sudah ia tutupi. Meskipun begitu, nia tidak terlalu mempedulikannya. Ia sibuk memandangi pemandangan di luar angkutan umum tersebut. Ia melihat kesana-kemari.

Lalu, tanpa begitu terasa tibalah nia di daerah rumahnya. Setelah itu ia turun dari angkutan umum. Dia berjalan kaki menuju rumahnya. Jalan menuju ke rumahnya dari tempat ia turun dari angkutan umum cukup dekat sehingga dirinya sampai di depan rumah begitu cepat. Ia melihat mobil suaminya terparkir di dalam. Lantas Ia lekas masuk. Pintunya yang tidak dikuncil oleh suaminya membuat nia amat mudah masuk ke rumahnya. Sesampai di dalam, nia langsung menuju ke kamar anaknya. Di sana, tepatnya meja belajar sang anak, ia temukan buku-buku yang tak sempat dibawa. Buku-buku itu kemudian ia masukkan ke dalam ransel anaknya yang ia bawa. Selesai memasukkan buku-buku, ia keluar kamar anaknya dengan ransel tersebut. Tiba-tiba ia berpapasan dengan suaminya yang juga keluar dari kamar.

“Ma? Mama, kamu di sini? Sapa haris

Nia tidak mempedulikan sapaan suaminya. Ia lebih memilih berjalan melewati suaminya. Akan tetapi, haris menahan nia.

“Ma, tunggu sebentar ma, aku mau ngomong” ucap haris

“Ngomong apalagi sih mas? semuanya udah jelas kok. Aku mau pisah sama kamu mas”

“Kalau itu aku sudah tahu maa... Bukan masalah itu kok” ucap haris kembali

“Terus masalah apa lagi sih mas? Oh jadinya kita ini sebenarnya banyak masalah ya mas?”

“Coba dengerin aku sebentar maa.. Aku tahu nantinya bayu bakal ikut kamu saat kita resmi berpisah, tetapi tolong beri aku hak untuk mengurus bayu juga maa.. Bayu kan anakku juga” terang haris

“Bagus deh kalau begitu. Aku juga sudah muak sama kelakuan kamu mas”

“Kalau masalah bayu itu terserah kamu mas. Kamu gak ngurusin juga gapapa kok. Aku masih sanggup ngurus bayu” ucap nia kesal

“Serius ma, kamu sanggup? Yang menggugat cerai nanti kan kamu, itu saja kamu sudah terbebani ma”

“Hey mas, ingat ya dulu aku pernah kerja mas sebelum akhirnya aku mengundurkan diri demi mengurus kamu dan bayu. Jadi jangan dikira aku gak bisa apa-apa ya mas” ucap nia dengan nada meninggi

“Oke, oke, baiklah kalo itu memang mau kamu ma. Tapi aku mohon terima ini untuk keperluan bayu” ucap haris sambil memberi sejumlah uang yang cukup banyak ke nia

“Udah kan mas? Udah selesai,kan? Aku mau buru-buru pergi” ucap nia sambil meninggalkan suaminya

Nia pergi meninggalkan suaminya di rumah yang pernah dia tempati. Lantas Ia berjalan kembali ke tempat dimana ia turun dari angkutan umum. Sembari menunggu angkutan yang belum tiba, nia berpikir sesaat. Dia tidak pernah menyangka rumah tangganya akan jadi seperti ini. Cukup risau hatinya memprediksi bagaimana kehidupan dirinya bersama sang anak ke depannya. Belum lagi ia memikirkan biaya keperluan untuk menggugat cerai suaminya. Makin pusinglah pikirannya. Tak lama tibalah angkutan umum yang ditunggu-tunggu nia. Masuklah ia ke dalam angkutan umum tersebut. Di dalam angkutan umum ia kembali berpikir. Ia memikirkan dimana ia akan bekerja kembali. Sedangkan, dirinya sudah cukup lama tidak bekerja. Di lain hal, hatinya cukup merasa lega sang suami masih peduli pada anaknya.

Sementara bayu di tempat tinggal barunya sedang berdiam diri di kamar, tepat di atas kasurnya seusai membersihkan dirinya. Dengan piyama yang sedang dikenakannya, dia menunggu sang mama kembali membawa buku-bukunya. Sambil menunggu, ia berpikir apa penyebab orang tuanya bisa bertengkar. Ia juga heran mengapa papanya bisa-bisa menampar mamanya. Pada dasarnya ia ingin tahu sebenarnya ada apa di balik semua masalah yang ia alami. Ketika sedang sibuk berpikir, mamanya pulang.

“Bayu.... de... ade... kamu dimana?” panggil nia setelah masuk ke tempat tinggal barunya.

“Di kamar ma” sahut bayu

“Oh kamu di situ. Nih mama bawain nasi goreng dan air mineral” ucap nia yang sempat membelinya dalam perjalanan pulang.

“Iya ma...” ucap bayu sambil menerimanya

“Nih juga buku-buku kamu. Banyak banget sih buku-buku kamu de..” ucap nia menurunkan ransel milik bayu

“Makasih ya ma. Hmmm ma aku makan ya” ucap bayu sambil mengunyah nasi goreng di atas tempat tidur.

“Eh jangan makan di tempat tidur de. Kotor nanti..”

“Nanti aku bersihin kok ma...” ucap bayu meyakinkan sang mama.

“Yaudah terserah kamu deh de. Mama mau ganti baju dulu yaa” ucap nia sambil membuka pakaiannya di kamar

Karena satu kamar dengan mamanya, bayu yang sedang makan di atas tempat tidur mau tak mau melihat sang mama berganti pakaian. Ketika mamanya mencopot satu per satu kain yang menutupi tubuh dan sudah tidak berbusana, tiba-tiba penis bayu berdiri melihat pemandangan itu. Terlebih dia juga teringat ketika mamanya telanjang bersama para lelaki yang dulu pernah dilihatnya, termasuk kakeknya sendiri. Penisnya makin mengeras mengingat hal itu. Ia mencoba menutupi penisnya yang sedang berdiri. Ia takut mamanya marah. Tak hanya itu dia juga memalingkan wajahnya ke makanannya. Tak lama selesailah mamanya berganti pakaian. Sang mama sudah mengenakan daster berwarna hitam yang dulu pernah dipakai di rumah pak bejo. Meski masih sedikit menganggu, bagi bayu itu lebih baik ketimbang tidak berbusana seperti sebelumnya. Bayu pun bercakap-cakap dengan mamanya yang belum makan.

“Enggak dimakan ma nasi gorengnya?”

“Ntar aja mama mau melihat kamu makan dulu” ucap nia duduk di atas ranjang di dekat putranya

“Eh iya ma, yang ngekos di sini cuma kita aja ya kayaknya?” tanya bayu heran

“Memangnya kenapa?”

“Soalnya aku lihat dari tadi sepi banget di luar. Gak ada yang masuk ke kamar sebelah kita” ucap bayu

“iya kali ya”

“Eh iya ma, tadi ketemu papa?” tanya bayu kembali

“Ketemu. Memangnya kenapa?”

“Gapapa kok ma” sahut bayu yang kemudian terdiam

“Eh iya bayu, mama mau ngomong sama kamu kalau..... mama sama papa kan mau pisah, jadinya kamu nanti gak usah heran ya kalo mama sama papa gak bisa satu rumah lagi...” ucap nia pelan pada anaknya

“Yah ma..... jangan dong ma.., aku mohon papa sama mama jangan pisah....” pinta bayu merengek

“Maaf de, mama dan papa gak bisa satu lagi. Maaf juga gara-gara papa dan mama hidup kamu jadi begini sekarang”

“Lagipula tenang aja kok de.., kamu masih bisa ketemu papa walau nanti papa gak bisa tinggal bersama kita lagi”

“Gak mau ma.... pokoknya bayu pengen papa sama mama jangan pisah” ucap bayu ngambek menghentikan makannya

“Gak bisa de....”

Mendengar ucapan mamanya demikian, bayu ngambek. Dia menghentikan makannya. Ia letakkan nasi gorengnya di bawah sisi tempat tidurnya. Ia lalu minum sedikit air lalu berbaring di atas tempat tidur sambil menutupi wajahnya dengan bantal. Tak lama Ia meluapkan air mata kekecewaan di bantal yang menutupi wajahnya hingga ia lelah. Mamanya tidak bisa berbuat apa-apa ketika putranya berlinang air mata menginginkan keluarganya utuh kembali. Nia memunguti makanan anaknya yang tak habis. Setelah itu giliran dia yang makan di ruangan depan yang hampa. Wanita itu hanya terdiam sambil mengunyah makananan ketika putranya merengek. Setelah itu ia meminum air mineralnya bersamaan pil KB yang rutin ia minum. Kemudian dia berbaring di samping sang anak sambil mengelus punggungnya. Tak lama keduanya tertidur bersama.....

Di lain hal, di rumah pemilik kos, pak broto sedang beristirahat juga. Dia berbaring di atas tempat tidur kayunya. Dia sedang mengenakan kaos putih berbahan katun dengan sarung menutupi bagian bawahnya. Sementara salah satu tangannya sedang mengelus penisnya.

“Uhhh udah lama banget nih kontol gak ngentot.. Sekali pengen, ada rezeki datang hehe” ucapnya pelan


Keesokan harinya.....

Fajar pun tiba, nia terbangun lebih awal. Ia sedang membersihkan dirinya di kamar mandi. Ia membasahi seluruh tubuhnya dengan gayung yang berisikan air. Keran airnya pun menyala mengisi bak yang airnya ia kuras untuk membersihkan tubuh. Setelah itu nia tampak sedang mengecek sesuatu.

“Syukur deh aku gak hamil. Untung juga waktu itu bukan masa suburku” ucap nia seorang diri.

Wanita itu dengan dililit handuk lantas menuju kamarnya untuk mengenakan pakaian. Lalu ia membangunkan putranya yang masih tertidur. Padahal, anak itu harus sekolah.

“De,, ade,... ayo bangun kamu harus sekolah” ucap nia membangunkan putranya seusai mandi.

“Hoaaheeeeemmm... iyaa maa nanti aja ini juga masih pagi...” ucap bayu yang amat malas bangun pagi itu.

“ayoo bangun de.... anak mama yang ganteng... kamu mandi sana gih”

Mendengar ucapan mamanya yang agak memaksa, Bayu lalu lekas mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi ia seharusnya membersihkan diri, tetapi lagi-lagi anak itu menitikkan sedikit air matanya. Ia masih belum percaya kini dia tidak berada di rumahnya sendiri. Dia juga tidak percaya kalau dia tidak melihat lagi kebersamaan papa dan mamanya di pagi hari. Oleh karena itu, sebetulnya ia amat malas sekolah dan bangun di pagi hari hari. Namun, apa boleh buat. Jika ia malas sekolah, justru akan membuat mamanya tambah pusing. Dia paksakanlah dirinya yang sedang malas itu.

Setelah mandi, bayu lekas mengenakan seragamnya. Ia juga menyiapkan buku-buku pelajaran yang ia selalu ingat jadwalnya. Setelah itu dirinya bersiap-siap memakai kaos kaki dan sepatunya. Sementara sang mama juga sedang bersiap-siap mengantar bayu. Mamanya mengenakan kaos biru berkerah dipadu dengan celana panjang yang tidak begitu ketat. Setelah sama-sama siap, keduanya bergegas keluar tempat kos mereka. Nia hanya membawa dompetnya dan bayu yang memakai topi dan dasi membawa ranselnya. Ketika hendak berangkat, mereka bertemu pak broto yang sedang berolah raga ringan.

“Nganter anak bu?” sapa pak broto

“Iya nih pak”

“Tuh ade, belajar yang rajin, mamanya sampai nganterin” ucap pak broto menasehati bayu

“Iya pak” jawab bayu

“Yuk pak kita duluan” pamit nia bersama bayu

“Iya, iya, hati-hati ya...”

Nia bersama putranya pun meninggalkan tempat itu. Pak broto yang memandang mereka dari belakang tersenyum.

“siap siap kamu yaa bu.... hehehe” ucap pak broto

Sementara nia dan putranya sudah berjalan cukup jauh meninggalkan pak broto. Nia sedang mencari bajaj untuk mengantar bayu ke sekolahnya. Tak lama bajaj melintas di depan mereka. Nia menyetop bajaj tersebut. Bersama putranya, naiklah nia ke bajaj itu. Setelah itu bajaj yang mereka tumpangi meluncur ke tempat tujuan keduanya. Di dalam bajaj nia dan bayu pun bercakap-cakap.

“Nih uang jajan kamu. Nanti kamu beli makanan dulu di sekolah sebelum masuk kelas untuk sarapan kamu” ucap nia mengingatkan putranya

“Iyaa maa”

“Eh iya nanti kamu pulang siang, kan? tanya nia

“Iya ma”

“Yaudah nih sekalian ongkos bajaj kamu. Gak usah dijemputlah.. kamu udah mau jadi abg begini masa masih dijemput juga sama mamanya”

“Iya mamaku” sahut bayu

Tak lama keduanya sampai di sekolah bayu. Turunlah bayu dari bajaj, kecuali mamanya yang hendak langsung kembali pulang. Ketika bayu dan mama hendak mengucapkan salam perpisahan, melintaslah wali kelas bayu, pak mulyono.

“Eh ada bayu, tumben naik bajaj. Eh, ternyata ada mamanya juga ya” ucap pak mulyono

“Eh iya pak. Titip bayu di sekolah ya pak...”

“Iya beres bu” balas pak mulyono”

“Yaudah bayu, mama pulang dulu yaa.. kamu belajar yang rajinn”

“Iya maa” sahut bayu kepada sang mama

Setelah itu nia dengan bajaj yang mengantarnya kembali ke tempat semula. Tak lupa nia membayar. Setelah turun dari bajaj, nia berjalan ke arah tempat kosnya. Sambil berjalan, lagi-lagi ia berpikir bagaimana membayar kosnya di akhir bulan. Sedangkan, uang yang dimilikinya tidak cukup. Kalaupun iya, itu juga uang titipan suaminya untuk bayu. Lalu bagaimana ia bisa menggugat cerai suaminya? Nia hanya terus berjalan hingga ia mampir sebentar di sebuah warung membeli sesuatu. Setelah itu barulah ia kembali ke tempat kosnya.

Di sekeliling tempat kosnya nia tidak melihat seorang pun, terutama pak broto yang sebelumnya ia bertemu ketika ingin mengantar putranya. Nia berpikir mungkin pemilik kosnya tersebut sedang berada di dalam rumah. Ia juga melihat halaman rumah pak broto dan tempat kosnya banyak dedaunan kering yang berjatuhan. Karena tidak ada kesibukan, nia mencoba menyapu dedaunan itu dengan sapu lidi yang berada di dekat rumah pak broto. Ia sapu perlahan mulai dari halaman rumah pak broto hingga dekat tempat kosnya. Pak broto yang sedang mengenakan celana training dan kaos katunnya di dalam rumah merasakan ada yang menyapu di halaman rumahnya. Ia lekas melihat keluar.

“Aduuhh bu... gak usah repot repot” ucap pak broto

“Biarin pak.. hitung-hitung cari kesibukan” jawab nia

Pak broto yang melihat aktivitas nia lekas membantu. Ia mengambil sapu lidi lagi yang masih tersedia di dalam rumah. Keduanya pun menyapu bersama. Selama menyapu bersama nia, pak broto mencuri-curi pandang ke wanita itu sambil mengajak ngobrol.

“Aduhh pak gak usah... ini biarin saya aja” ucap nia melihat pak broto membantunya menyapu

“Gapapalah bu ini juga halaman rumah saya. Maaf kalau saya kurang memperhatikan kebersihannya”

“Gapapa pak. Lagipula daun-daun kering itu juga bisa terurai langsung di alam” balas nia

“Heem. Eh iya bu, udah ngantar anaknya?” tanya pak broto sambil menyapu

“Udah pak”

“Nanti dijemput?” tanya pak broto kembali

“Gak pak, nanti dia pulang sendiri naik bajaj” jawab nia

“Oh”

Nia sempat membungkuk mengambil beberapa sampah plastik. Pak broto mengambil kesempatan memandangi bokong wanita itu.

“Ohhhhh gakkk tahaannn pengen nyodok dari belakang itu ibu...” gumamnya dalam hati

Tak lama nia kembali berdiri.

“Oh ya pak, maaf yaa kalau saya belum bisa bayar langsung biaya kosnya” ucap nia

“Gapapa bu. Habis bulan aja” sahut pak broto

Keduanya pun mengakhiri kegiatan menyapu bersama tersebut.

“Makasih ya pak udah dibantuiin” ucap nia yang hendak kembali kosannya

“Wah, justru saya bu yang seharusnya bilang terima kasih bukannya ibu”

“Yaudah pak gapapa” sahut nia kembali

Setelah itu pak broto dan nia berpisah kembali ke tempatnya masing-masing. Di dalam rumahnya pak broto sudah benar-benar bergairah untuk berhubungan badan dengan wanita itu karena terlalu lama memandanginya. Sementara nia usai membersihkan halaman, ia berencana mencuci pakaian. Kebetulan seusai mengantar bayu ia sempat mampir membeli detergen. Mencucilah wanita itu di kamar mandi. Ia mencuci pakaian putranya terlebih dahulu baru kemudian pakaiannya. Setelah itu ia letakkan cuciannya di sebuah ember kosong. Lalu ia istirahat sebentar di ruangan depan. Tiba-tiba pak broto memanggilnya dari luar.

“Permisi... ibu... ibu niaa.... permisi”

“Eh iya ada apa ya pak?” ucap nia sambil membuka pintu tempat kosnya

“Ini bu, saya bawain teh hanget sama sedikit makanan. Anggap aja sebagai ucapan terima kasih tadi udah bantu saya bersih-bersih”

“Aduuhh pak gak usah repot-repot. Saya tadi juga ikhlas kok pak”

“Yaudah gapapa bu” balas pak broto

“Yaudah masuk dulu pak” ucap nia mempersilahkan

Pak broto pun masuk ke kosan miliknya bersama makanan dan minuman yang dibawanya. Dia duduk bersama nia di ruangan depan yang hampa. Lelaki paruh baya itu melihat nia dengan pakaiannya yang basah. Ia menduga wanita itu habis mencuci. Tak hanya itu, pak broto juga melihat nia berkeringat di lehernya yang basah. Keadaan seperti itu membuat penisnya berdiri. Ia ingin lekas mencicipi liang kemaluan wanita itu. Namun, ia menahan diri. Ia kemudian bercakap-cakap dengan nia satu sama lain. Hingga nia mengucapkan sesesuatu...

“Eh iya pak, saya mau ngomong pak...” ucap nia ragu

“Ngomong apa bu?”

“Emmm” gumam nia

“Bilang aja bu gak usah sungkan-sungkan”

“Masalah biaya kosnya pak. Kalau saya belum bisa bayar akhir bulan gapapa kan pak? Soalnya keuangan saya belum menentu. Lagipula kalau gak tinggal di sini, saya bingung mau cari tempat kos dimana karena saya belum mempunyai cukup uang” terang nia

“Lah, ibu memang gak punya suami? Nah, ibu sekarang di sini sedang apa? tanya pak broto heran

Mendengar pertanyaan itu nia menjelaskan panjang lebar masalah rumah tangga dan keuangannya. Pak broto hanya tersenyum. Ucapan nia pun memancing pak broto mengisahkan seluruh kisah hidupnya, terutama pasca ditinggal istrinya.

Nia pun mendengarkan baik-baik cerita pak broto. Tiba-tiba sekilas ia melihat sesuatu sedang menonjol di balik sarung lelaki itu. Ia amat kaget. Buru-buru saja nia mengakhiri pembicaraannya dengan pak broto.

“Pak, maaf nih saya gak bisa temenin lama-lama ngobrol karena masih ada kesibukan lain” ucap nia

“Oh yaudah gapapa bu. Saya juga mau balik ke rumah”

Pak broto pun pamit. Nia mengantarnya sampai depan pintu.

“Uhhhh bakal seru nihhh duda nidurin calon janda hehehe” gumam pak broto dalam hati meninggalkan nia.

Sementara nia usai menjamu pak broto melanjutkan istirahatnya sejenak di kamar. Cukup lama wanita itu beristirahat hingga ia mulai memikirkan kegiatan apalagi yang ingin dilakukannya. Kebetulan ia melihat bak kamar mandi kosnya cukup kotor. Ia berinisiatif membersihkannya. Ia lalu menuju kamar mandi. Di kamar mandi yang pintunya terbuka, ia kuras air yang tersisa di bak secara perlahan. Aktivitas itu ternyata membuat pakaiannya perlahan-lahan basah. Tiba-tiba ia melucuti seluruh pakaiannya hingga dalam keadaan telanjang.

“Aduhh jadi basah beginii.... Yaudah deh sekalian mandi aja kali ya.. udah berkeringat juga” ucapnya seorang diri.

Dalam keadaan bugil, nia membersihkan bak tersebut. Payudaranya bergoyang-goyang ketika ia bergerak kesana kemari.

Sementara itu pak broto amat gelisah di rumahnya.

“Uhh kalau begini terus gak ada cara lain..... udah tegang bangettt ‘adik kecilku’ ini” ucap pak broto pelan

Entah apa yang dilakukan laki-laki paruh baya itu. Ia keluar rumahnya dan berjalan terburu-buru menuju kosan nia. Tanpa permisi ia masuk ke kosan yang pintunya tidak terkunci itu. Ia cari nia ke kamarnya, namun tidak ada. Ia lalu mencari ke dapur kecil dan kamar mandi yang jaraknya berdekatan.

Seketika pak broto takjub. Penisnya makin mengeras ketika melihat nia dalam keadaan telanjang seorang diri sedang membersihkan bak mandi. Sungguh nafsunya kini sudah berada di puncak.

“Ohhh ibu ternyata lagi di kamar mandii.....” ucap pak broto tersenyum

Nia yang melihat pak broto berada di dalam kosannya amat terkejut. Terlebih lagi, lelaki itu memandangi dirinya yang sedang dalam keadaan bugil. Lantas nia secara reflek menutup pintu kamar mandi dan menguncinya. Pak broto yang melihat nia menutup pintu kamar mandi tiba-tiba menelanjangi dirinya sendiri perlahan-lahan. Terlihat tubuh coklat kehitamannya yang agak kekar. Penisnya yang tak tertutupi lagi semakin amat jelas sedang mengeras. Ia lantas dalam keadaan telanjang dan penis mengacung menghampiri pintu kamar mandi yang tertutup itu. Sementara nia yang berada di dalam kamar mandi berdiri memojok.

“Bu... ayo bukaa pintu kamar mandinya dong bu..... kini giliran saya yang bantu ibu hehe” ucap pak broto tertawa

“Gak mau pak.... saya gak mau...bapak ngapain kesini?” tanya nia cemas

“Ibu kan calon janda, saya duda. Bisalah kita berbagi kenikmatan bu hehe”

“Jangaan pakkk sayaa mohooon jangaaaannn” pinta nia....

“Ayo dong buu bukaaa pintunya.... lihatt inii kontoll sayaa udahh kerass bangeett pengen mencicipi liang peranakan ibu”

“Sayaa gak mau paaakkk sayaa gakk mauuu” nia memohon dengan sangat

“oohh ...Kalau begitu ibu lebih baik pindah dari tempat ini... lagipula ibu juga belum bayar kan hehe?” ancam pak broto

“Saya tetap gakk mauuu paaakkkk.. sayaa mohooonn janggaaan setubuhi sayaa pakk” ucap nia merengek

“Oke kalau begitu maunya ibu”

Nia sejenak terheran mengapa pak broto tidak bersuara lagi. Tiba-tibaa,

“ bruuuuukk ..... brukkkkkkk ....... bruuuukkkkk.....”

Pak broto ternyata mencoba mendobrak pintu dalam keadaan bugil dengan sekuat tenaganya. Nia semakin cemas.

“Sayaaa mohonn jangaaannn pakkkkk” nia terus merengek

Lelaki paruh itu tidak menggubris. Ia terus mencoba mendobraakk pintu tersebut dan......

“brrrrrruuuuuuuuukkkkkkkkkk plaaaakkkkkk” pintu terbuka

Pak broto pun masuk ke kamar mandi. Ia melihat nia dalam keadaan berdiri memojok. Nia tampak amat ketakutan ketika pintu itu berhasil didobrak pak broto. Ia mencoba menutupi tubuh telanjangnya sebisa mungkin ketika pak broto memandanginya. Di lain hal, ia cukup terkejut penis pak broto lebih besar ketimbang penis para lelaki yang menyetubuhinya.

“hehe akhirnyaa saya bisa masukkan bu? Lihat kontol ini bu udahh keras bangeett bu ohh” ucap pak broto

“pakkkkk sayaaa mohhoonn janggaaan paaak” nia terus mengiba

Pak broto kemudian mendekati nia yang sedang memojok. Nia yang sadar pak broto mendekat berusaha meloloskan diri. Namun, ketika dia melewati pak broto, dia dipeluk dari belakang oleh laki-laki itu.

“Ohhh mau kemanaa kamu buu ohhhhh” bisik pak broto di telinga nia

“lepassin paakkkkk sayaa mohoooonnn” nia masih mengiba..

“Ohhhhh gakk mungkinnn saya lepassin tubuh ini buuu”

Lelaki paruh baya itu dengan kedua tangannya kemudian meremas kedua buah dada nia dari belakang

“Uhhhh emmmmmm lihaaatt iniii buuu... buah dadamu ini besar sekaliii uhhhh sayaa akan mencicipinya nanti tidak sekarang uhhh” ucap pak broto sambil meremas dengan kedua telapak tangannya

“Aahhhhh pakk lepasssinnn ahhhhhhh” ucap nia berusaha melepaskan diri

“Uhhhh emmmmmm emmmmm uhh” pak broto terus meremas kedua payudara nia

“Ahhhh paaakk brotoo udaaahh lepasssiin” nia terus memohon sambil terus berusaha melepaskan diri

Tangan pak broto perlahan turun ke vagina nia. Jari jemarinya mulai mengacak-acak liang kemaluan wanita itu. Nia mencoba menarik tangan pak broto.

“Ahhhhhh jangannn kesituuu pakkk ahhhh jangaaann” ucap nia mencoba menarik tangan pak broto

“Uhhh biarrrinn buuu... biar saya buat becek memek ibu uhhhhh” ucap pak broto mulai memasukkan jarinya tangan kanannya

“Ahhhhhhhhh pakkkkk ahhhhh jannggann dimassukkin jarinyaaaaa”

“uuuhhh uhhh saya kocok memek ibu pakai jari sayaaa inii yaa buu uhhhhh” pak broto mulai memasukkan tiga jarinya ke vagina nia

“Ahhhhhhh paakkkk aahhhhhhhh hennnntttikkaaaaannn ahhh” racau nia

“aaayooo buuu keluarrrinnnn cairaaaannnnmuuu biar basaaahhh memekmu buu uhhhhhhh” pak broto makin cepat mengaduk vagina nia dengan jarinya

“Aahhhhh pakkkkkkkkkkk udaaaahhhhhhhh lepassssinnn” nia terus meracau

“Uhhhh gakkk maauuuu sebelummm memek ibu basaahhh bbuuu uhhhhh” pak broto terus mengaduk vagina nia

“Ahhhhhhhhhh aahhhhhhhh paaaakkkkk ahhh srerrrtttttttt srerrrtt” niaaa gemetar meraih orgasmenya

“Uhhhhhh memek ibuuu banjiirrr buuu uhh heheee ini lihaatt” ucap pak broto tertawa menunjukkan jarinya yang basah karena cairan vagina nia.

Nia tak mau melihat jari pak broto yang basah karena cairannya. Dia sungguh malu setelah berhasil dibuat orgasme oleh lelaki paruh baya itu. Lalu Tiba-tiba pak broto mendorong nia ke pojok kamar mandi. Nia bersandar di dinding kamar mandi tersebut. Kaki kanannya diletakkan pak broto ke bak yang berada di sisi sebelah kanan nia. Kini nia berdiri dengan posisi kaki terbuka. Lalu pak broto jongkok di hadapannya dan tiba-tiba mulut lelaki itu hinggap di vaginanya

“Udahhhh donggg paakkk saya mohoon udaahhh bapakk mauu apaa lagii” ucap nia kepada pak broto

“Uhhhh memeknya udahhh basaaahhh buu empppphhhhhh.......biarrr saya bersihinn buu slerrpppp sleerppppp”

“aaaahhhhhh baapakkkkkkkk” desah nia ketika mulut pak broto tiba-tiba menyerang vaginanya

“uuhhhh emppphhh sleerrrpppp slerrrpp emphh enaakk buu sleerppp”

“ohhhhhhh ohhhhhh pakkkkk hentikkannnn ohhhhhhh” ucap nia sambil tanganny mengacakk-acak rambut pak broto yang sibuk menjilat vaginanya

Pak broto tiba-tiba berhenti menjilati liang kemaluan nia. Sementara Nia menurunkan kaki kanannya. Wanita itu sedang mengambil nafas. Keduanya terdiam sejenak di kamar mandi.

“Udahhh pakk saya mohoonn saya gakk mau ngelanjutiiinnnn” pinta niaa

Tiba-tiba pak broto memeluk dan mencium bibir nia. Nia terdorong kembali ke pojokan kamar mandinya. Kedua bibir mereka pun bertemu. Pak broto mengulum bibir wanita itu.

“Emmmmmmm emmm emmmmmphhhh” pak broto mencium dan mengulum bibir nia dengan ganas

“hhhhmppp hmppppphhhh” nia mencoba mendorong pak broto menjauh, tapi tiada guna dia hanya bisa menerima ciuman itu

Selama dicium pak broto, nia merasakan penis pak broto yang bersentuhan dengan pahanya. Penis lelaki itu sudah benar-benar mengeras. Lalu Pak broto menghentikan ciumannya.

Kemudian pak broto memaksa nia menungging. Wanita yang tak bisa apa-apa itu kemudian berpegangan pada bak kamar mandi. Pak broto mencoba menghujamkan penisnya di vagina nia dari belakang.

“Urghhhhh siiap siappp buuuuu urghhhh” ucap pak broto bersiap menusukkan penisnya di vagina nia

“Ahhhhhh pak brottoooo” desah nia sambil berpegangan pada bak kamar mandi

“ohhhhhh ohhhhhh ennnnakkkkk... ennnakkk.... memekmu bu niaaaaa ohhhh” ucap pak broto perlahan memasukkan penisnya

“Ahhhhhhhhhhhhhhh baapakkkkkkkk ahhhhh” desah nia menerima penis pak broto

“Ohhhh masukkkk semuuuuuaaa buuuu ohhhhhhhhh”

“Ahhhhhhh iyyyyaaaaa paaaaaaaakkkk”

“urghhhh urghhhh urghhhh urghhhhh” erang pak broto mulai menggenjot nia

“aahhhh ahhh ahhhh” desah nia menerima sodokan penis pak broto

“urghhhhhh urghhhhh enakkk bu niaaaa ngentoot sama ibuu urghhh” erang pak broto

“aahhhh pakkkk brotoo ahhhhh ahhhh” desah nia sambil berpegangan pada bak kamar mandi

“Urghhhh buuu niaaa saya pengenn ibu menjadi istri saya buuu urghhhh urghh” pinta pak broto sambil menggenjot

“ahhhh ahh gakk mauu pakkk ahhhh”

“urghhh urgghh soalnya sayaa kepengenn ngentot memek ibu setiap harii urgghhh urghhh” erang pak broto

“ahhhhh pakkk brotoo ahhhh ahhhh” ucap nia sambil mendesah

Mendengar jawaban itu pak broto menarik tubuh nia dan mendekap tubuh wanita itu dari belakang. Keduanya saling berpagutan bibir. Tak hanya itu pak broto juga menyempatkan meremas kembali bukit kembar nia

“Emmmpphhh empppphhh emmmm emmmmm” bibir pak broto memagut bibir nia dan kedua tangannya meremas payudara nia dari belakang

“emmmm emmmm” nia memagut bibir pak broto yang berada dibelakangnya

Tak lama keduanya saling melepas pagutan. Kemudian pak broto mengubah posisinya. Ia dorong tubuh nia ke pojok kamar mandi kembali. Sambil berhadapan dengan nia, Tangan kanan pak broto lalu mengangkat kaki kiri nia. Sementara tangan kirinya memegang pinggang wanita itu.

“Ayooo angkaatt kaki kirinya buuu” ucap pak brooto mengangkat kaki kiri nia dengan tangan kananya. Pak broto menahan kaki kiri nia agar tetap terangkat dengan tangan kanannya

“bapaakkk mauu ngapainn lagii pakkk? Udaah donggg pakkkk” ucap nia mengangkat kaki kirinya

“ohhhh lihaattt iniiiii buuu ohhhhh bentar lagii kontol saya yang kerass inii bakal ngentot memek ibu hohhooo” ucap pak broto menatap nia dengan penuh kemenangan sambil mengarahkan penisnya ke vagina nia

“aahhh janggggaaaan lagii pakkkkk... hentiiiikkaaannnn. ahhhhh” ucap nia menatap penis pak broto dihadapan vaginanya

“ooohhh lihattt buuuu kontollnya perlahann masukkk ohhhhh” ucap pak broto menatap nia sambil perlahan memasukkan penisnya ke liang kemaluan nia

“Ahhhhhhhhhhh” desah nia menatap penis pak broto masuk ke liang peranakannya

“ohhhhhhhh masukkk semuuaaaa kontoll sayaaa buuuu akhirnyyaaaaaa ohhhhh”

“Ahhhhhh pak broootttooooooo”

Setelah memastikan batang penisnya masuk ke vagina nia, Pak broto mulai memaju mundurkan penisnya sambil berdiri. Sementara nia, tangan kanannya hanya bisa berpegangan pada dinding kamar mandi dan tangan kirinya berpegangan pada pundak pak broto saat pak broto sibuk menggenjotnya.

“uuurgghhhhh ennnnakkk banggettt memekmu buuuuu urgghhhh” ucap pak broto menatap nia yang sibuk mendesah

“ahhhh ahhhhh ahhhhh” desah niaaa menatap pak broto yang sedang memaju mundurkan penisnya

Melihat bibir nia mendesah, diciumlah bibir wanita itu. Sambil berciuman, pak broto terus menyodok penisnya ke kemaluan nia. Nia membalas ciuman pak broto. Tak lama bibir kedua saling berlepasan.

“Emmmmmmphh urghhh urghhhh” erang pak broto usai mencium nia

“Emppphhh ahhh ahhh” nia mendesah kembali setelah berciuman dengan pak broto

Lalu Nia menatap wajah pak broto yang sedang menikmati persetubuhan dengannya

“Ahhhh pakk broootooo ahhhhh ahh” desah nia menatap pak broto

“urghhh buuu niaa urghhhh urghhh lihattt kontol sayaa buu lagi ngentot memek bu niaa urghhhh” erang pak broto membalas tatapan nia

“Ahhhh ahhh iyaaaaaa pakkk ahhhh” racau niaa sambil tangan kanannya berpegangan pada dinding kamar mandi.

“ughhh buu niiaaaaa sayaaa mauuu kawwinnn samaa ibuuuuu urghhhhhh” ucap pak broto terus memacu penisnya dalam vagina nia

“Ahhhhh pak brottooo ahhhhh ahhhh”

Pak broto perlahan mempercepat sodokannya. Sedangkan nia, kedua tangannya merangkul leher lelaki itu.

“Ahhhhhhh pakkk brottttoooooo entottt memek niaaaa pakkkk teruss ahhhhh” desah nia sambil menatap pak broto

“Urggghhhh iyaaaa buuuu kontol saya masih ngentot memek ibuu lihat ini urggghhhh” ucap pak broto menatap niaa

“Ahhhh ahhhhh pakkkkk ahhhhhhhhh nia mau keluarrr pakkkk ahhhhhh” desah nia tak tahan

“Urghhhh saya jugaaa buu urggghhhhhh urghhh”

“Ahhhhh paaaakkkkkk ahhh pakkk brottttoooo sebentar lagiii paakkkk terusss ohhhh” desah niaa

“urghhhhh buuuuuuuu niiaaaa sayaaaa pengeeeennn ibuuu hammmmiiillllllll anak saya buuu urghhhhh..... arghhhhhh ........sayaa mau keluarr buuuu urghhh... arrgghhhhhhhh....... terimaaa sperrrmaaaa sayaaaa ini arghhhhhhhhh croott crooootttttttt” pak broto menekan penisnya dalam-dalam

“aaaaaaahhhhhhhhhhhhhh sayaaaaaaa keluarrrr pakkkkk ahhhhhhhhhhhhh srerrrrrrtt srerrrttttttt” desah nia kuat sambil merangkul leher pak broto.

Keduanya bersamaan mencapai orgasme di dalam kamar mandi. Kepala nia mendongak ke atas ketika ia mencapai orgasmenya dan menerima muntahan lahar panas sperma pak broto. Sementara pak broto sambil berdiri menekan dalam-dalam penisnya dalam vagina nia. Tak lama lelaki paruh baya itu menahan tubuh nia yang roboh setelah mencapai orgasmenya....

#########

Sementara bayu baru saja pulang dari sekolahnya. Ia buru-buru melangkah ketika tempat tinggal sementaranya semakin dekat. Ia ingin ke kamar mandi karena kebelet buang air kecil. Melangkah cepatlah anak itu..... Di sisi lain, di kamar mandi sang mama dalam keadaan bugil bersama pak broto..........

Bersambung....

Mamaku Hamil - Kasihan Mama Part 2 Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Evy Fredella

0 komentar:

Posting Komentar