Jumat, 12 Agustus 2016
Kisah Di Sebuah Pulau
Sebagai seorang pimpinan cabang di suatu bank daerah, Yeni mendapat tugas di sebuah daerah yang baru menjadi kabupaten di propinsi Sumatera Barat. Jika dipikir, sebetulnya Yeni tidak suka dipindah ke pulau itu, namun tugasnya sebagai pegawai negeri tidak bisa ditolak. Bagaimanapun Yeni tidak ingin karir yang sudah dirintisnya selama beberapa tahun harus habis. Untuk itu ia harus berkorban dan rela meninggalkan suaminya yang bekerja di ibukota propinsi. Bagaimanapun mereka adalah pasangan suami istri yang masih menjalani masa pengantin baru. Untuk menempuh kabupaten tersebut harus melalui laut dan naik boat yang setiap minggu hanya ada 1 kali pelayaran. Saat Yeni menempati kantor barunya, Beni ikut serta mengantar ke pulau itu. Bagaimanapun ia khawatir akan istrinya yang memang cantik itu. Apalagi kalau ia ingat saat menaiki boat, hampir semua mata anak buah boat itu memandang lain kepada Yeni. Namun Beni tidak mengambil peduli. Ia amat mendukung karir istrinya itu. Karena Beni mendapatkan tugas belajar ke luar negeri dari kantornya, maka saat itu komunikasi Yeni dan Beni agak terhenti dan membuat Yeni tidak dapat menerima belaian dan kemesraan dari Beni. Hanya hubungan telepon yang mereka lakukan. Pernah satu saat Yeni dengan teman-teman sesama karyawan di bank ia bekerja pulang ke kota propinsi dan menumpang kapal yang biasa mereka tumpangi, diganggu oleh anak buah kapal yang memang dari pertama kali Yeni datang selalu memperhatikan tindak-tanduk Yeni. Namanya Salube. Salube adalah penduduk asli di pulau itu. Salube selalu merperhatikan saat Yeni bersama Beni dan saat itu bersama 2 orang temannya yang seluruhnya perempuan yang akan pulang. Sedang Salube, sebagai anak kapal amat bertolak belakang dengan Yeni. Selain kulitnya hitam dan badannya pendek, mukanya juga amat menakutkan jika terus dipandang. Belum lagi jika berpapasan baunya amat menyengat hidung. Selama perjalanan pulang Yeni tidak mengubris godaan dari Salube. Yeni serasa mau muntah jika dekat Salube, namun Salube tetap menggodanya. Untunglah jarak dengan kota telah dekat. "Saya mohon jangan diganggu, soalnya saya memiliki suami dan saya ke sini untuk kerja. Harap anda maklum," Yeni menerangkan. Sedang Salube hanya tersenyum, dan berkata, "Kak, jangan sombong.. di pulau ini... segalanya bisa terjadi.. Saya tau suami kakak.. tidak ada, namun tolong terima saya sebagai kawan dan anggap saya sahabat kakak....." Salube menerangkan. Dengan marah Yeni meludah dan berkata "Apa kata kamu... Kamu kira kamu bisa apa.. Kamu jangan ancam saya seperti itu... Kamu bisa repot... Bapak suamiku orang berpengaruh di kota. Kamu bisa ditangkap tau!" kata Yeni ketus. Lalu Salube berkata, "Baiklah kita liat saja dalam beberapa waktu nanti Kakak pasti bertekuk lutut ke saya minta belas kasian..." Yeni hanya diam memperhatikan Salube berlalu dan membiarkan ancamannya. Setelah kejadian itu, seperti biasa Yeni bekerja dan melakukan aktifitasnya di kantornya. Jarak rumah dan kantornya tidak terlalu jauh hanya 5 menit jika jalan kaki. Sesampai di luar kantornya, Yeni berpapasan dengan Salube, yang saat itu hanya berjalan seorang diri. Yeni hanya memalingkan muka tidak ingin bertatapan mata dengan Salube, padahal saat itu Salube baru saja datang dari tempat gurunya untuk minta ramuan pemikat sukma. Bagaimanapun ia amat sakit hati dilecehkan Yeni. Dengan mantra dari gurunya Salube mencoba memanggil nama Yeni... Ajaib, Yeni yang sebelumnya amat membenci Salube dan jijik kepadanya tiba-tiba berhenti lalu berpaling menatap Salube.... Sambil memandang wajah laki-laki itu, dijawabnya pertanyaan Salube. "Saya mau pulang ke rumah, Be." katanya. "Boleh saya antar kamu sampai ke rumah?" Dalam hatinya, Salube merasa girang. Mantra dari gurunya tampaknya akan berhasil. Yeni menatap mata Salube selama beberapa saat. Lalu ia pun tersenyum manis. "Silakan.... jika tidak keberatan." Segala kebencian Yeni saat itu sirna dan rasa simpatinya muncul. Yeni tidak menyadari bahwa sukmanya telah dipermainkan oleh Salube. Sesampainya di rumah dinasnya, Yeni mempersilakan Salube masuk. "Silakan masuk, Be..." kata Yeni. "Duduk aja dulu, ya? Saya mau ke belakang sebentar...". Yeni menutup kembali dan mengunci pintu rumah dinasnya yang terletak agak jauh dari rumah penduduk lainnya. Salube duduk di ruang tamu sambil terus membaca mantra. Di pulau itu Salube amat ditakuti. Dengan bantuan gurunya, semua wanita di pulau itu yang menarik hatinya telah pernah ia gauli, tak peduli masih gadis maupun sudah jadi istri orang. Kini, ia bertekad sepenuh hati untuk melakukan hal yang sama terhadap Yeni. Sejak datang ke pulau itu bersama suaminya, Yeni tidak luput dari perhatian Salube. Ia ingin menaklukkan Yeni. Salube pun pernah mengintip saat Yeni berhubungan badan dengan suaminya. Itulah salah satu faktor yang membuat Salube ingin merasakan tubuh Yeni. Di pulau itu tidak satu pun orang yang akan melarang perbuatan Salube. Ia juga pernah menggauli seorang dokter wanita yang ditugaskan ke pulau itu beberapa tahun lalu. Namun sang dokter yang ayu itu kini telah pindah tugas ke kota. Beberapa saat kemudian Yeni datang dan membawa air minum untuk Salube. "Diminum airnya ya, Be?" Lalu Yeni duduk di depan Salube dan bertanya. "Dari mana, Be?" "Saya dari kapal" jawab Salube. Secara tak sengaja rok kerja Yeni tersingkap dan terlihatlah CD merah Yeni oleh Salube. Yeni tidak sadar dari tadi Salube terus memperhatikan belahan paha Yeni. Yeni terus berbicara mengenai kantornya dan ia belum sempat salin pakaian kerjanya. Salube berkata, "Yen, tukar aja dulu pakaian kamu." Yeni menuruti perkataan Salube. Ia lalu berjalan ke kamar. Salube pun mengikuti dari belakang. Yeni membiarkan Salube mengikutinya ke kamar. Bagaimanapun saat itu Yeni telah berada dalam pengaruh Salube. Di kamar, Yeni lalu membuka blouse kerjanya bagian atas, sedang Salube terus memperhatikan dengan seksama, sambil air liurnya naik turun. Sebentar lagi Yeni akan berada di dekapannya.... Setelah blouse terlepas dari tubuh Yeni dan yang tertinggal hanya BH pink 34b itu, Salube berdiri menuju Yeni. Dari belakang, ia belai bahu dan tengkuk Yeni yang putih mulus itu. Bulu-bulu halus di tengkuk Yeni ia ciumi dengan mulutnya sehingga aroma parfum Yeni yang telah bercampur bau tubuh Yeni menambah nafsu Salube. Yeni memejamkan mata. Sekarang ia berada dalam pengaruh gairah Salube. Suaminya tidak ia ingat lagi. Lalu Salube membuka pengait BH Yeni itu dan membuangnya ke lantai sehingga kedua payudara Yeni jadi terbuka. Dengan kedua tangannya Salube meremas dan memilin puting susu itu dari belakang, sementara mulut Salube terus menciumi leher jenjang yang terawat itu. Rambut Yeni ia sisipkan ke tepi supaya Salube dengan mudah dapat meciumi tengkuk dan leher Yeni. Setelah Yeni terbangkitkan gairahnya, Salube membawanya ke tempat tidur di kamar Yeni. Ia baringkan tubuh Yeni. Salube terus membelai dada putih itu. Memerahlah kedua payudara Yeni karena kenakalan tangan Salube. Yeni telah melupakan ketakutannya kepada Salube. Juga ia tidak merasa jijik jika berdekatan dengan Salube. Buktinya, saat itu Salube leluasa menjamah tubuh mulusnya dengan rakus. Salube berpindah ke kaki Yeni. Ia ciumi jari kaki itu, lalu naik ke betis dan sampailah ke lutut dan paha Yeni. Ini amat membangkitkan sensasi tersendiri bagi Yeni. Yeni hanya pasrah, biarlah Salube yang mengambil peranan sejak saat itu. Tangan Salube membuka rok kerja Yeni yang masih melekat. Rok itu menggangu kegiatan Salube. Yeni belum sempat menukar rok kerjanya saat itu. Setelah rok itu tanggal, terpampanglah sepasang paha yang ditutupi segi tiga pengaman berwarna merah. CD merah itu lalu ia turunkan dari kedua kaki Yeni dan terlihatlah sejumbut bulu halus yang menutupi lobang vagina Yeni. Dengan jari tangannya, lobang itu ia korek. Yeni merasakan terbang ke awang-awang. Daging kecil di belahan vagina Yeni ia pilin dan lobang itu pun mulai basah oleh air kenikmatan Yeni. Sementara itu di tubuh Yeni yang telanjang mulai banyak mengeluarkan keringat menandakan Yeni telah terangsang hebat. Salube pun menghentikan permainannya. Ia tanggalkan seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya. Ia minta Yeni untuk memegang penisnya, "Yen, pegang ini punya saya..." Yeni diam dan mencoba memegangnya. Ia amat takjub... Penis Salube amat besar dan panjang, bewarna hitam sedang kepala bajanya cukup lebar. Ia sempat bergidik karena miliknya amat kecil dan belum pernah melahirkan. Milik suaminya juga tidak terlalu panjang dan besar. Salube meminta Yeni untuk mengulumnya dengan posisi 69. Dengan sedikit jijik, Yeni membawa penis Salube ke mulutnya. Yeni mulai menjilatinya, lalu ia kulum maju mundur. Salube sendiri terus memainkan lobang kemaluan Yeni. Ia pilin-pilin daging kecil itu. Sesekali tangannya meremas susu Yeni yang bergoyang karena gerakan tubuh Yeni menahan gairah. Kurang lebih 18 menit Yeni telah dua kali mengalami orgasme, sedamg Salube memiliki ketahanan yang lama. Baru saat akan memasuki menit ke-20 ia muntahkan spermanya di mulut Yeni. Setelah itu Yeni berdiri ke kamar mandi dan muntah karena ia jijik akan sperma Salube yang sempat tertelan olehnya. Salube hanya diam menunggu Yeni di tempat tidur sambil menaikkan kembali penisnya supaya tegak. Ia percaya Yeni tidak akan bisa menolak pengaruhnya. Beberapa saat kemudian Yeni masuk ke kamar dan kembali ia duduk di pinggiran ranjang. Salube kembali menaikkan nafsu Yeni dengan memilin puting susu Yeni sehingga puting itu tegak menantang menandakan Yeni sudah kembali bergairah. Lalu tangan Salube merengkuh pinggang Yeni. Salah satu jarinya masuk ke dalam lobang vagina Yeni. Yeni menuruti saja kemauan Salube. Salube ingin permainan ranjang itu dilanjutkan dengan masuknya penisnya ke dalam lobang Yeni. Salube lalu merengkuh sebuah bantal dan meletakkannya di pinggul Yeni sehingga vagina Yeni terbuka. Namun Yeni kembali menutupkannya dengan merapatkan kedua kakinya, sambil berkata, "Be..., saya tak ingin kamu masukkan punyamu ke dalam saya. Saya takut hamil. Saat ini saya tidak memakai alat KB." Yeni yang meskipun telah diliputi nafsu masih sempat berpikir untuk tidak mau beresiko dalam hubungan seks dengan Salube. Ia khawatir akan hamil akibat Salube. Jika dengan Beni ia tidak ambil peduli, ia ingin hubungannya dengan Beni tetap normal dan ia pun ingin terus setia dengan lembaga perkimpoiannya. Lalu Salube berkata, "Tenang saja, kamu takkan hamil, ya? Nah buka lagi, Yen?" sambil tangannya membuka kedua kaki Yeni yang berbetis indah itu. Setelah kedua kaki Yeni terbuka, lalu ia tekuk ke atas dan penisnya yang dari tadi tegak menantang ia arahkan ke bibir vagina Yeni. Agak hati-hati ia geserkan penisnya, sedang Yeni hanya menahan nafas ia sadar sebentar lagi vaginanya akan diaduk penis Salube yang amat besar itu. Penis Salube masuk setengah dan ia dorong terus. Yeni sesenggukan menahan nyeri di lobangnya. "...Auuggggghhhhh.....auuuuuhhh, sakit... Salube..!!" jerit Yeni. Salube tidak mempedulikan jeritan Yeni. Ia genjot terus pinggulnya sehingga seluruh penisnya masuk ke dalam vagina Yeni. Salube terus menggenjot dan Yeni amat tersiksa karenanya. Inilah saat-saat yang diingini Salube. Ia penasaran saat melihat Yeni bersetubuh dengan suaminya. Amat mempesona Salube... maka ia terus genjot Yeni selama 20 menit... Yeni hanya mendengus antara rasa nyeri dan kenikmatan. Salube melampiaskan nafsunya ke tubuh Yeni karena ia amat cemburu melihat Yeni saat bersebadan dengan Beni, di kamar dan ranjang yang sama. Salube termasuk tipe laki-laki ********* yang sanggup bertahan lama dalam berhubungan seks. Apalagi dengan wanita secantik Yeni. Keringat membasahi kedua tubuh telanjang yang sedang berdempet itu amat kontras. Tubuh putih mulus Yeni ditunggangi oleh tubuh hitam yang berbulu milik Salube. Pada menit ke-25 barulah Salube muntahkan spermanya yang banyak ke dalam vagina Yeni. Yeni sejak tadi telah beberapa kali mengalami klimaks orgasme sehingga ia tidak menyadari bahwa Salube telah menumpahkan spermanya ke dalam rahimnya. Karena Yeni tidak mencegahnya, Salube sengaja membiarkan saja penisnya terus tertanam di dalam tubuh Yeni. Baginya, hal itu terasa sangat nikmat karena mencerminkan keberhasilan penaklukannya dan pelampiasan nafsunya terhadap Yeni secara total. Setelah itu tubuh Salube terhempas di atas tubuh Yeni yang mulus itu. Penisnya ia biarkan masih di dalam vagina Yeni. Salube lalu tertidur, begitu pula Yeni. Mereka begitu kelelahan setelah keduanya mengeluarkan energi yang begitu banyak untuk bersenggama. Di luar rumah mereka hujan turun dengan deras. Menjelang pagi Salube bersama Yeni kembali mengulang permainan ranjang itu. Yeni yang semula agak malu-malu dan amat jijik kepada Salube, sejak saat itu aktif mengambil peranan dalam memuaskan nafsunya. Dengan tidak malu-malu Yeni telah bisa mengulum dan menjilat setiap inci tubuh Salube. Tidak terkecuali penis Salube. Begitu juga sebaliknya dengan Salube. Sejak kejadian itu Salube dan Yeni terus melakukan hubungan seks. Mereka melakukannya baik di rumah Yeni atau pun di gubuk Salube di hutan bakau pulau itu. Tindakan Yeni ini tidak diketahui oleh teman-temannya di bank. Ia dan Salube benar-benar menyimpan rapi affair mereka. Selama Beni tugas belajar, Yeni dan Salube tidak pernah absen melakukan hubungan seks. Yeni sebenarnya menyadari, dan khawatir kalau-kalau ia akan hamil. Karena itu akhirnya Salube terlebih dahulu selalu memberikan pil KB untuk diminum Yeni sebelum bersenggama dengannya sehingga Yeni tidak akan hamil. Sampai Beni pulang dari luar negeri pun Yeni tetap melayani Salube. Baginya Salube amat perkasa dan jantan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar